Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Sejumlah akademisi Unnes (Universitas Negeri Semarang) melakukan mitigasi bencana di Pasar Perkaulan, Desa Gerit, Kecamatan Cluwak, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Senin (29/7/2024). Mereka membuat jalur evakuasi.

Ahli Geografi Unnes, Prof Dr Eva Banowati memimpin mitigasi bencana tersebut. Selain itu beberapa dosen, yakni Sriyanto, Muhammad Fauzan Ramadhan, Ayu Wulansari Pramita, Lina Adi Wijayanti dan sejumlah mahasiswa juga ikut membantu mitigasi bencana di pasar itu.

Prof Dr Eva Banowati mengaku pihaknya memilih Pasar Perkaulan lantaran pusat ekonomi ini berbeda dengan pasar-pasar lainnya. Kalau biasanya pasar buka setiap hari, pasar ini hanya buka selapan sekali atau 35 hari sekali. Pasar yang terletak di Desa Gerit ini hanya buka saat Minggu Legi sore hingga Senin Pahing.

Keunikan lainnya, Pasar Perkaulan tak hanya fokus untuk jual beli seperti pasar lainnya. Namun, orang-orang yang datang ke pasar ini mempunyai misi untuk mengeluarkan nadzar. Setelah nadzar kesampaian, mereka bakal kembali lagi.

”Orang-orang yang mengharap nadzar kesampaian dia melakukan syukuran. Tempat itu diyakini jejak muridnya Sunan Muria,” kata Prof Dr Eva Banowati kepada Murianews.com, Senin (29/7/2024).

Lantaran pasar ini sering didatangi oleh orang luar daerah, akademisi Unnes pun melakukan mitigasi bencana di Pasar Perkaulan. Mereka khawatir, para pendatang tersesat dan tidak bisa menyelamatkan diri saat ada bencana datang. Jalur evakuasi pun dibuat.

”Karena 35 hari sekali, Pasar itu membuat pendatang rawan tersesat. Bisa saja bencana terjadi seperti kebakaran atau lainnya. Maka kami tim Unnes Semarang melakukan pengabdian masyarakat dengan membuat jalur evakuasi,” ujar dia.

Pihaknya membuat jalur evakuasi dengan memasang sejumlah plang. Setidaknya ada tujuh plang dipasang di Pasar Perkaulan. Enam penunjuk arah dan satu plang titik kumpul.

”Tanda penunjuk arah apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tanda penunjuk arah ini menuju titik kumpul yang lebih lapang. Kami mitigasi bencana. Karena resiko kebakaran bisa terjadi di pasar itu. Agar arah larinya ndak tabrakan. Biar ndak benturan,” jelas dia.

Ia mengaku langkah ini dilakukan atas kerja sama dengan Pemerintah Desa setempat. Pihaknya pun berharap mitigasi bencana ini bermanfaat bagi masyarakat.

”Kami sebelumnya sudah berkoordinasi dan bekerja sama dengan pihak Pemerintah Desa. Ini bentuk Tri Dharma kami yakni mangajar, meneliti dan mengabdi,” tandas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler