Warga Pati Upacara Bendera di Tengah Sungai Juwana
Umar Hanafi
Sabtu, 17 Agustus 2024 14:44:00
Murianews, Pati – Warga di bantaran Sungai Juwana mempunyai cara yang unik untuk memeriahkan HUT ke-79 RI. Mereka menggelar upacara bendera di tengah-tengah Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Sejumlah warga berbondong-bondong ke Jembatan Sampang, Sungai Juwana. Mereka bersiap-siap untuk menggelar upacara bendera di HUT ke-79 RI, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Berbekal sejumlah perahu, warga dan sejumlah anak sekolah antusias mengikuti upacara bendera tersebut. Mereka dari bermacam lantar belakang. Mulai dari petani, nelayan, para pegiat lingkungan, organisasi masyarakat, pemerintah setempat, dan anak-anak sekolah.
Pemimpin upacara Ali Musthofa dengan cekatan memimpin upacara. Tiga orang dengan mengenakan pelampung terjun ke sungai untuk mengibarkan bendera merah putih.
Mereka kemudian mengibarkan bendera merah putih di atas tiang yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pengibaran bendera itu diiringi dengan lantunan lagu Indonesia Raya dari pada peserta upacara.
Upacara bendera merah putih di tengah Sungai itu merupakan inisiatif dari kelompok peduli Sungai Juwana, Jampisawan. Mereka rutin menggelar upacara 17 Agustus hampir setiap tahun.
Juru Bicara Jampisawan, Ari Subekti mengatakan, upacara ini bertemakan ”Merdeka dari Pencemaran”. Tema ini diambil bertujuan untuk mengajak semua pihak melestarikan ekosistem yang ada Sungai Juwana.
Ia berharap, dengan adanya upacara ini bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keberadaan Sungai Juwana. Menurutnya, sungai merupakan sumber segala kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
”Harapan kami, sungai yang dulunya menjadi awal peradaban itu harus menjadi peradaban baru. Artinya orang melihat kali itu menjadi sesuatu yang sangat penting menjadi urat nadi kehidupan seluruh manusia,” tutur dia.
Sementara itu, pemimpin upacara, Kiai Ali Mustofa menyampaikan pesan penting dengan diadakannya upacara ini. Menurutnya, peringatan ini menjadi momentum pengingat untuk menjaga kelestarian Sungai Juwana.
”Keprihatinan kita adalah ketika sungai ini sudah tercemar dari limbah apa pun. Yang paling parah ketika ada masyarakat yang membuang sampah di sungai ini,” ujar dia.
Ali menilai masalah pencemaran di Sungai Juwana tak bisa dianggap sepele dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian serius. Baik itu dari pemerintah maupun elemen masyarakat.
”Itu perlu penanganan serius sekaligus juga penanggulangan. Belum lagi ada racun limbah pertanian yang menimbulkan residu yang luar biasa. Sehingga yang terkena dampaknya nelayan di Sungai ini,” pungkas dia.
Editor: Cholis Anwar
Murianews, Pati – Warga di bantaran Sungai Juwana mempunyai cara yang unik untuk memeriahkan HUT ke-79 RI. Mereka menggelar upacara bendera di tengah-tengah Sungai Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Sejumlah warga berbondong-bondong ke Jembatan Sampang, Sungai Juwana. Mereka bersiap-siap untuk menggelar upacara bendera di HUT ke-79 RI, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Berbekal sejumlah perahu, warga dan sejumlah anak sekolah antusias mengikuti upacara bendera tersebut. Mereka dari bermacam lantar belakang. Mulai dari petani, nelayan, para pegiat lingkungan, organisasi masyarakat, pemerintah setempat, dan anak-anak sekolah.
Pemimpin upacara Ali Musthofa dengan cekatan memimpin upacara. Tiga orang dengan mengenakan pelampung terjun ke sungai untuk mengibarkan bendera merah putih.
Mereka kemudian mengibarkan bendera merah putih di atas tiang yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pengibaran bendera itu diiringi dengan lantunan lagu Indonesia Raya dari pada peserta upacara.
Upacara bendera merah putih di tengah Sungai itu merupakan inisiatif dari kelompok peduli Sungai Juwana, Jampisawan. Mereka rutin menggelar upacara 17 Agustus hampir setiap tahun.
Juru Bicara Jampisawan, Ari Subekti mengatakan, upacara ini bertemakan ”Merdeka dari Pencemaran”. Tema ini diambil bertujuan untuk mengajak semua pihak melestarikan ekosistem yang ada Sungai Juwana.
Ia berharap, dengan adanya upacara ini bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya keberadaan Sungai Juwana. Menurutnya, sungai merupakan sumber segala kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
”Harapan kami, sungai yang dulunya menjadi awal peradaban itu harus menjadi peradaban baru. Artinya orang melihat kali itu menjadi sesuatu yang sangat penting menjadi urat nadi kehidupan seluruh manusia,” tutur dia.
Sementara itu, pemimpin upacara, Kiai Ali Mustofa menyampaikan pesan penting dengan diadakannya upacara ini. Menurutnya, peringatan ini menjadi momentum pengingat untuk menjaga kelestarian Sungai Juwana.
”Keprihatinan kita adalah ketika sungai ini sudah tercemar dari limbah apa pun. Yang paling parah ketika ada masyarakat yang membuang sampah di sungai ini,” ujar dia.
Ali menilai masalah pencemaran di Sungai Juwana tak bisa dianggap sepele dan sudah seharusnya mendapatkan perhatian serius. Baik itu dari pemerintah maupun elemen masyarakat.
”Itu perlu penanganan serius sekaligus juga penanggulangan. Belum lagi ada racun limbah pertanian yang menimbulkan residu yang luar biasa. Sehingga yang terkena dampaknya nelayan di Sungai ini,” pungkas dia.
Editor: Cholis Anwar