Tekuni Batik Pesantenan, Ratusan Siswa di Pati Membatik Bareng
Umar Hanafi
Selasa, 3 September 2024 15:03:00
Murianews, Pati – Ratusan siswa MAN 1 Pati membatik bareng di rumah produksi Batik Pesantenan, Desa Mojomulyo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati. Mereka mencoba menekuni batik khas Pati itu.
Dengan sabar, pemilik Batik Pesantenan, Sri Puji Astuti memberikan pengarahan kepada para siswa tersebut. Ia menjelaskan tentang proses membatik. Mulai dari membuat pola, mencanting, memberikan warna hingga proses finishing.
Para siswa pun terlihat antusias mempelajari cara membatik pesantenan. Meskipun baru pengalaman pertama, mereka tampak serius dan berhati-hati agar produk yang dihasilkan nanti indah dan mempunyai nilai tinggi.
Salah satu siswa tersebut adalah Raisa Salsabila. Siswi kelas XI itu mengaku senang setelah mendapatkan pengalaman membatik yang ajarkan pemilik Batik Pesantenan Pati.
”Sangat senang, saya diajari membatik hingga mendapatkan pengertian tentang proses, sejarah hingga makna yang terkandung dalam karya batik,” ujar Raisa.
Menurutnya, membatik memerlukan kesabaran, ketelitian dan kreatif yang tinggi. Untuk membuat kain bermotif batik memerlukan waktu yang tak sebentar, sehingga batik mempunyai nilai tinggi.
”Proses yang sulit itu memunculkan idenya. Ide bisa muncul dari apa saja. Tapi untuk tumbuh memerlukan waktu lama,” ungkap dia.
Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk melestarikan budaya. Apalagi batik sudah ditetapkan sebagai sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO.
”Meskipun tradisional, tapi batik juga bisa didesain sedemikian rupa hingga bisa kekinian. Jadi anak muda tertarik untuk memakai batik,” kata dia.
Hal senada juga diungkapkan oleh pemilik Batik Pesantenan, Sri Puji Astuti. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengenalkan batik kepada generasi muda. Ia tidak mau, warisan budaya leluhur tersebut diabaikan oleh generasi muda.
”Anak muda harus kenal batik. Kegiatan semacam ini InsyaAllah akan berlanjut terus. Karena banyak yang meminta untuk mendapatkan edukasi tentang Batik Pesantenan,” tandas dia.
Editor: Budi Santoso



