Para wisudawan tampak sumringah saat dipanggil satu persatu maju ke atas panggung untuk upacara wisuda. Mereka kemudian mendapatkan ijazah satu persatu.
Sebelumnya, tiga wisudawan terbaik mendapatkan kehormatan menjadi yang pertama naik ke panggung. Mereka adalah Insan Charira prodi D3 Farmasi dengan nilai IPK 3,65, Triana Wahyuningsih prodi ilmu keperawatan (3,72) dan Winarni prodi profesi ners (3,90).
”Walau kita baru dua tahun berdiri. Artinya yang banyak wisuda ini itu mahasiswa perguruan tinggi lama. Ada dari Stikes, Stimik dan STIT,” ujar Rektor USP, Dr Drs. Murtono, Mpd.
Ia mengaku bertekad mejaga kualitas perguruan tinggi dan menjamin mutu pendidikan dengan berupaya agar seluruh prodi USP terakreditasi. Bahkan, ia mengklaim ilmu keperawatan Universitas Safin Pati sudah mempunyai akreditasi internasional.
”Akreditasi internasional, kami mendapatkan hibah, keperawatan agar go internasional. Karena kami memiliki kerja sama dengan Jepang dan Abu Dhabi,” ungkap dia.
Ia menjelaskan ada beberapa biro ketenagakerjaan yang sudah ke Jepang untuk melakukan survai. Begitu juga perwakilan Jepang sudah meninjau Universtas Safin Pati. Hal ini membuat kurikulum Univeritas Safin Pati disesuaikan dengan luar negeri.
”Sehingga kurikulum ilmu keperawatan itu sudah didesain kebutuhan Jepang dan Adu Dhabi. Setelah lulus dari sini, bisa kerja di sana,” kata dia.
Murianews, Pati – Universitas Safin Pati (USP) menggelar upacara wisuda kedua. Tiga orang dalam acara wisuda ini terpilih menjadi wisudawan terbaik di tiga prodi masing-masing.
Sebanyak 163 wisudawan mengikuti upacara wisuda di Safin Arena, Senin (11/11/2024). Mereka merupakan lulusan dari prodi D3 Farmasi, S1 Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners.
Para wisudawan tampak sumringah saat dipanggil satu persatu maju ke atas panggung untuk upacara wisuda. Mereka kemudian mendapatkan ijazah satu persatu.
Sebelumnya, tiga wisudawan terbaik mendapatkan kehormatan menjadi yang pertama naik ke panggung. Mereka adalah Insan Charira prodi D3 Farmasi dengan nilai IPK 3,65, Triana Wahyuningsih prodi ilmu keperawatan (3,72) dan Winarni prodi profesi ners (3,90).
”Walau kita baru dua tahun berdiri. Artinya yang banyak wisuda ini itu mahasiswa perguruan tinggi lama. Ada dari Stikes, Stimik dan STIT,” ujar Rektor USP, Dr Drs. Murtono, Mpd.
Ia mengaku bertekad mejaga kualitas perguruan tinggi dan menjamin mutu pendidikan dengan berupaya agar seluruh prodi USP terakreditasi. Bahkan, ia mengklaim ilmu keperawatan Universitas Safin Pati sudah mempunyai akreditasi internasional.
”Akreditasi internasional, kami mendapatkan hibah, keperawatan agar go internasional. Karena kami memiliki kerja sama dengan Jepang dan Abu Dhabi,” ungkap dia.
Ia menjelaskan ada beberapa biro ketenagakerjaan yang sudah ke Jepang untuk melakukan survai. Begitu juga perwakilan Jepang sudah meninjau Universtas Safin Pati. Hal ini membuat kurikulum Univeritas Safin Pati disesuaikan dengan luar negeri.
”Sehingga kurikulum ilmu keperawatan itu sudah didesain kebutuhan Jepang dan Adu Dhabi. Setelah lulus dari sini, bisa kerja di sana,” kata dia.
Penyesuaian kurikulum.....
Penyesuaian kurikulum ini dilakukan, lanjut dia, karena lulusan keperawatan Indonesia dinilai belum laku di luar negeri. Terutama negara maju.
”Kami mulai semester lima, menyesuaikan kebutuhan Jepang. Bahasa Jepang, Life skill, ilmu keperawatan orang tua, anak, orang normal hingga ilmu keperawatan tidak normal. Ada sekitar 17 lulusan perawat dari USP yang sudah bekerja di Jepang,” kata dia.
Para lulusan Universitas Safin Pati diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bisa menambah nilai tawarnya di dunia usaha.
”Harapannya bermartabat dan bermanfaat. Menjaga ilmu agar bermanfaat kepada masyarakat. Agar menguatkan Indonesia, khususnya Pati,” harap pemilik USP, Saiful Arifin.
Harapan senada juga diungkapkan Asisten 3 Setda Kabupaten Pati Sutikno Edy. Ia menilai para wisudawan Universitas Safin Pati, perlu terus meningkatkan skil untuk menyesuaikan jaman dan menyambut Indonesia Emas 2045.
”Wisuda ini bukan titik akhir tapi awal dari perjuangan yang panjang. Jangan puas. Anda sudah wisuda, tidak belajar lagi, itu keliru. Saudara harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat,” tandas dia.
Editor: Budi Santoso