Korban Keracunan di Juwana Pati Meninggal, Ini Kata Camat
Umar Hanafi
Senin, 30 Desember 2024 17:02:00
Murianews, Pati – Seorang korban keracunan massal di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati Sunarmi meninggal dunia. Camat Juwana Sunaryo pun angkat bicara.
Sunaryo memaparkan korban itu bernama Sunarmi. Warga Desa Jepuro itu merupakan salah satu kerabat pemilik hajat tujuh harian di Desa Tluwah, Kecamatan Juwana. Sebelum keracunan, korban sudah lama sakit.
”Kemarin (Sabtu malam) memang ada yang meninggal. Tapi yang meninggal itu Bu Sunarni itu sudah lama sakit. Sudah puluhan tahun komorbit. Kemarin di RSUD RAA Soewondo Jam 20.00 WIB sudah dinyatakan baik dan diperbolehkan pulang,” ujar Sunaryo, Senin (30/12/2024).
Korban keracunan yang berusia 70 tahun itu sempat diperbolehkan pulang usai menjalani perawatan di RSUD RAA Soewondo Pati. Namun selang beberapa saat, Sunarmi meninggal dunia di kediamannya.
”Namun setelah pulang, sekitar pukul 12.00 WIB (Minggu, 29 Desember), beliau lemas mau dibawa ke puskesmas terdekat, kendaraan sampai rumah sudah meninggal (pukul 13.30 WIB),” tutur dia.
Sunaryo menyebut korban sempat makan lontong opor hajatan warga Desa Tluwah, Kecamatan Juwana. Namun hanya sedikit. Dirinya menilai kematian warganya tersebut lebih karena penyakit yang sudah lama dideritanya.
”Kemarin makan sedikit. Warga Desa Jepuro. Dia salah satu kerabat yang mempunyai hajat tujuh harian di Desa Tluwah, Juwana,” kata dia.
Jumlah warga keracunan...
Warga yang mengalami keracunan tercatat sebanyak 169 orang. Saat ini yang masih dirawat di rumah sakit tinggal seorang. Korban masih dirawat di RS Fastabiq.
”Awalnya memang 161 tapi berkembangnya waktu tambah menjadi 169. Yang masih di rumah sakit ini sudah sepuh. Warga Desa Langgenharjo,” ungkap dia.
Sunaryo pun mengimbau kepada masyarakat untuk memakan makanan yang lebih higienis. Dirinya tidak mau kejadian keracunan serupa terjadi lagi.
”Memang kami selalu bersinergi dengan muspika dan Dinkes. Kejadian ini tidak ada kesengajaan. kami himbau pelaksanaan makanan dengan higienis,” pungkas dia.
Editor: Budi Santoso



