”Ada juga Gunungan yang diarak. Gunungan kakung dan putri dalam rangka sedekah dari pihak makam,” tandas dia
Kirab ini pun menyebot animo masyarakat. Bahkan beberapa dari mereka rela menampuh jarak puluhan kilometer untuk melihat prosesi Kirab Luwur Haul Syeh Jangkung. Salah satunya, Angga. Warga Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu ini tertarik melihat prosesi budaya ini.
”Senang melihat. Selain itu juga mengenang kisah Syeh Jangkung atau Mbah Saridin,” pungkas dia.
Murianews, Pati – Kirab Haul Syeh Jangkung, Kabupaten Pati berjalan meriah, Sabtu (11/1/2025). Mustaka makam diarak keliling Desa Kayen, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati sebelum dilelang pada beberapa hari mendatang.
Kompleks Makam yang terletak di Dukuh Landoh, Desa Kayen, Kecamatan Kayen itu tampak lebih ramai daripada biasanya. Sejumlah orang hilir mudik menyiapkan kirab Luwur.
Mereka kompak menggunakan baju adat Jawa. Berbagai pemain drum band juga tampak bersiap mengikuti arak-arakan. Sementara di sepanjang jalan, lautan manusia menunggu untuk melihat kirab yang digelar setiap haul digelar.
”Haul Syeh Jangkung yang ke-384. Hari ini acaranya kirab Luwur disertai Nyadran yang dihadiri dari pihak Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan kelompok pakasa se Kabupaten Pati, Kudus dan Jepara,” ujar Samaun Ketua Panitia Haul kepada Murianews.com.
Samaun menjelaskan, kirab ini diikuti ratusan orang dari Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara dan perwakilan Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Selain itu, sejumlah kain pembungkus Makam Syeh Jangkung juga ikut diarak. Mulai dari mustaka makam atau kain pembungkus batu nisan bagian kepala hingga samparan atau kain pembungkus batu nisan bagian kaki.
”Kirab juga mengarak beberapa benda. Satu Mustaka bungkus patok yang sebelah atas, kemudian samparan bungkus patok sebelah kaki dan krakab atau tutup makam yang mempunyai tiga lapis,” ungkap lelaki yang juga Ketua Yayasan Syeh Jangkung ini.
Setelah dikirab, pada Rabu (15/1/2025) mendatang, kain pembungkus makam itu bakal dilelang. Kain baru bakal dipasang untuk menutupi makam selama satu tahun kedepan hingga haul digelar kembali.
”Hari ini dikirabkan dan pada hari Rabu pagi siap dipasang ulang,” kata dia.
Arak-arakan...
Tak hanya itu, sejumlah gunungan yang berisikan makanan dan hasil bumi juga ikut diarak. Makan-makan itu pun diperebutkan usai kirab berakhir.
”Ada juga Gunungan yang diarak. Gunungan kakung dan putri dalam rangka sedekah dari pihak makam,” tandas dia
Kirab ini pun menyebot animo masyarakat. Bahkan beberapa dari mereka rela menampuh jarak puluhan kilometer untuk melihat prosesi Kirab Luwur Haul Syeh Jangkung. Salah satunya, Angga. Warga Desa Lahar, Kecamatan Tlogowungu ini tertarik melihat prosesi budaya ini.
”Senang melihat. Selain itu juga mengenang kisah Syeh Jangkung atau Mbah Saridin,” pungkas dia.
Editor: Supriyadi
