Banjir Mulai Melanda Sejumlah Desa, BPBD Pati Serukan ini
Umar Hanafi
Jumat, 31 Januari 2025 15:24:00
Murianews, Pati – Banjir mulai melanda sejumlah desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pati (BPBD Pati) memberikan sejumlah imbauan.
Kepala Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati Martinus Budi Prasetya memaparkan, banjir menggenangi setidaknya enam desa di Kecamatan Juwana. Banjir terjadi sejak Rabu (29/1/2025) malam.
Desa-desa yang mengalami kebanjiran adalah Desa Doropayung, Bumirejo, Kedungpancing, Jepuro, Tluwah dan Desa Kudukeras. Martinus memberikan sejumlah imbauan.
”Saya imbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena pada bulan Februari tinggi air akan semakin tinggi,” kata Martinus kepada Murianews.com, Jumat (31/1/2025).
Dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan antisipasi bagi warga yang berada di wilayah banjir. Mulai dari memindahkan barang-barang yang berharga ke lokasi yang lebih tinggi hingga mengamankan instalasi listrik.
”Memindahkan barang-barang yang berharga. Seperti barang elektronik, kasur dan alat masak Masyarakat juga kami imbau untuk memindah stop kontak. Yang berada di bawah untuk ditinggikan atau ditutup sementara agar tidak membahayakan dan menyetrum,” tutur dia.
Martinus juga meminta masyarakat untuk melakukan evakuasi diri bila tinggi banjir sudah membahayakan. Pihaknya mengimbau warga untuk mengungsi sementara hingga banjir surut.
Harus Siap Evakuasi...
”Kalau sudah menghawatirkan maka saya harap untuk evakuasi. Tempat-tempat (pengungsian) yang aman ada di Balai Desa Doropayung dan Balai Desa Bumirejo atau evakuasi di tempat kerabat. Ini untuk mengurangi risiko,” pungkas Martinus.
Sebagai informasi, ketinggian banjir di Kabupaten Pati bervariasi. Antara 5 sentimeter hingga 60 sentimeter di dalam rumah, 5 sentimeter hingga 70 sentimeter di pekarangan dan 5 sentimeter hingga 85 sentimeter di jalan.
Ratusan jiwa di enam desa di Kecamatan Juwana saat ini sudah terdampak banjir. Meskipun demikian, belum ada warga yang mengungsi hingga saat ini.
Editor: Budi Santoso
