Sejumlah distributor hingga pedagang eceran kekurangan stok Minyakita yang merupakan minyak goreng kemasan untuk rakyat ini. Salah satunya terjadi di Toko Fatimah, distributor Minyakita. Sejak beberapa pekan lalu sudah kehabisan stok.
Hal ini membuat para pembeli terpaksa balik badan dan pulang dengan tangan kosong saat hendak membeli Minyakita di toko yang terletak di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati itu.
”Ini mau beli Minyakita. Tapi barangnya tidak ada. Kosong. Memang sulit,” ujar salah satu pemburu Minyakita, Sutris, Rabu (12/2/2025).
Emak-emak asal Kecamatan Margorejo ini membeli Minyakita untuk dijual kembali. Dirinya mengaku kesulitan mendapatkan Minyakita sejak sepekan terakhir. Ia enggan beralih ke minyak goreng curah, lantaran pelanggannya enggan membeli minyak non kemasan tersebut.
”Sudah satu minggu sulit. Ini biasanya saya jual lagi. Ndak mau minyak goreng curah. Karena pelanggan ndak ada yang mau,” kata dia.
Pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiyantono menambahkan, Minyakita memang langka sejak beberapa pekan yang lalu. Ia menduga langkanya Minyakita ini lantaran permintaan yang tinggi menjelang bulan Ramadan.
Murianews, Pati – Minyak goreng rakyat atau Minyakita ikut langka di pasaran Kabupaten Pati menjelang bulan suci Ramadan. Fenomena ini terjadi setelah sebelumnya, gas Elpiji 3 kg alias gas melon langka pada awal bulan Februari 2025.
Sejumlah distributor hingga pedagang eceran kekurangan stok Minyakita yang merupakan minyak goreng kemasan untuk rakyat ini. Salah satunya terjadi di Toko Fatimah, distributor Minyakita. Sejak beberapa pekan lalu sudah kehabisan stok.
Hal ini membuat para pembeli terpaksa balik badan dan pulang dengan tangan kosong saat hendak membeli Minyakita di toko yang terletak di Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati itu.
”Ini mau beli Minyakita. Tapi barangnya tidak ada. Kosong. Memang sulit,” ujar salah satu pemburu Minyakita, Sutris, Rabu (12/2/2025).
Emak-emak asal Kecamatan Margorejo ini membeli Minyakita untuk dijual kembali. Dirinya mengaku kesulitan mendapatkan Minyakita sejak sepekan terakhir. Ia enggan beralih ke minyak goreng curah, lantaran pelanggannya enggan membeli minyak non kemasan tersebut.
”Sudah satu minggu sulit. Ini biasanya saya jual lagi. Ndak mau minyak goreng curah. Karena pelanggan ndak ada yang mau,” kata dia.
Pemilik Toko Fatimah, Rudi Sulistiyantono menambahkan, Minyakita memang langka sejak beberapa pekan yang lalu. Ia menduga langkanya Minyakita ini lantaran permintaan yang tinggi menjelang bulan Ramadan.
Buat Parsel...
”Ada juga untuk menjelang puasa dibuat parsel bisa juga. Tapi untuk harga minyak kita diburu gara-gara lebih murah dari minyak curah,” kata dia.
Apalagi Minyakita lebih murah dibandingkan minyak goreng curah. Minyak goreng curah dibanderol Rp 17.900 per kg. Sementara harga eceran tertinggi (HET) Minyakita Rp 15.700 per liter.
”Kalau minyak curah saat ini harganya di kisaran Rp 17.800 hingga Rp 17.900 per kg,” ungkap Rudi.
Ia pun terpaksa membatasi pembelian Minyakita. Hal ini dilakukan agar pembagian minyak goreng untuk rakyat ini bisa lebih merata.
”Untuk pembelinya banyak kalau nggak kita batasi. Ya ada di luar Pati ada, Rembang, Grobogan, Kudus ambil di sini,” jelas dia.
Rudi pun menaruh harapan kepada Pemerintah agar menambah stok Minyakita. Pasalnya selain gas melon, Minyakita juga diandalkan masyarakat kecil.
”Harapan saya sebagai agen, semoga diperbanyak Minyakita dari Pemerintah stoknya. Stoknya juga tidak lama juga lebih cepat untuk pendistribusiannya,” harap dia.
Editor: Budi Santoso