Para konsumen mengaku jika sebelum terungkap skandal, mereka memilih Pertamax sebagai bahan bakar andalan mereka. Namun karena adanya momentum ini, mereka akhirnya mengganti pilihannya.
Salah satu warga itu yakni, Naufal. Lelaki asal Kecamatan Gembong yang kesehariannya bekerja di Kabupaten Pati ini mengaku awalnya memakai Pertamax untuk mobilnya.
Ia mengaku tak ingin membebani keuangan negara dengan membeli BBM bersubsidi. Namun, usai kasus mega korupsi Pertamina mencuat, kini dirinya lebih memilih memakai Pertalite untuk kendaraannya.
Naufal merasa tertipu dengan kasus korupsi Pertamina yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun di tiap tahunnya. Sayangnya, dirinya saat ini terkendala dengan mengurus aplikasi My Pertamina.
”Wis kehilangan kepercayaan, akhirnya ini mau mengurus barcode subsidi tepat biar bisa ngisi Pertalite. Tapi terkendala saat pendaftaran di aplikasi,” ungkap Naufal kepada Murianews.com, Kamis (27/2/2025).
Hal senada juga diungkapkan warga Kabupaten Pati lainnya, Heri Pur. Lelaki asal Kecamatan Pati Kota ini mengaku kecewa dengan kasus korupsi Pertamina. Pengendara motor ini sebelumnya menggunakan BBM jenis Pertamax untuk kendaraannya, Honda Beat.
Murianews, Pati – Imbas dari kasus Pertamax oplosan dan skandal korupsi di tubuh Pertamina membuat sejumlah warga konsumen pertamax di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kini lebih memilih Pertalite sebagai bahan bakar utamanya.
Para konsumen mengaku jika sebelum terungkap skandal, mereka memilih Pertamax sebagai bahan bakar andalan mereka. Namun karena adanya momentum ini, mereka akhirnya mengganti pilihannya.
Salah satu warga itu yakni, Naufal. Lelaki asal Kecamatan Gembong yang kesehariannya bekerja di Kabupaten Pati ini mengaku awalnya memakai Pertamax untuk mobilnya.
Ia mengaku tak ingin membebani keuangan negara dengan membeli BBM bersubsidi. Namun, usai kasus mega korupsi Pertamina mencuat, kini dirinya lebih memilih memakai Pertalite untuk kendaraannya.
Naufal merasa tertipu dengan kasus korupsi Pertamina yang merugikan negara hingga Rp 193,7 triliun di tiap tahunnya. Sayangnya, dirinya saat ini terkendala dengan mengurus aplikasi My Pertamina.
”Wis kehilangan kepercayaan, akhirnya ini mau mengurus barcode subsidi tepat biar bisa ngisi Pertalite. Tapi terkendala saat pendaftaran di aplikasi,” ungkap Naufal kepada Murianews.com, Kamis (27/2/2025).
Hal senada juga diungkapkan warga Kabupaten Pati lainnya, Heri Pur. Lelaki asal Kecamatan Pati Kota ini mengaku kecewa dengan kasus korupsi Pertamina. Pengendara motor ini sebelumnya menggunakan BBM jenis Pertamax untuk kendaraannya, Honda Beat.
Pilih-pilih...
”Motor tua ya. Jadi saya isi Pertamax agar mesinnya lebih awet dan tahan lama. Tapi ternyata, bukan Pertamax tapi Pertalite. Ya kecewa,” ujar Heri.
Kini, dirinya lebih berhati-hati saat membeli BBM jenis Pertamax. Ia lebih memilih membeli Pertamax di Pertashop daripada SPBU besar. Baginya membeli Pertamax di Pertashop lebih aman daripada di SPBU. Namun bila tidak ada, dirinya pun terpaksa memakai Pertalite.
”Ya sekarang pilih-pilih. Kayaknya lebih aman beli di Pertashop daripada SPBU. Tapi jangan-jangan Pertamax di sana juga sudah oplosan. Waduh,” keluhnya.
Editor: Anggara Jiwandhana