Sunami (50) salah satu pedagang di Pasar Rogowangsan Pati mengaku awalnya mendapatkan informasi dari pembeli bahwa takaran MinyaKita tak sesuai dengan takaran.
Beberapa pembeli bahkan sudah mengeluh volume MinyaKita salah satu produsen dari Jawa Timur yang terlihat lebih sedikit daripada MinyaKita dari produsen lain.
Setelah mendapatkan keluhan dari beberapa pembeli itu, ia pun berinisiatif membandingkan dengan MinyaKita dari produsen lainnya. Ia juga mencoba menimbang dengan timbangan.
”Ternyata beratnya kurang tujuh ons. Sehingga 1 liter kurang banyak. Yang satunya (MinyaKita produsen lainnya) lebih dari tujuh ons,” ujar dia kepada Murianews.com, Selasa (11/3/2025).
Ia mengaku sebelumnya mendapatkan MinyaKita yang takarannya kurang ini dari salah satu sales. Waktu itu, dirinya mendapatkan tiga karton MinyaKita atau 36 kemasan dengan satu kemasan 1 liter.
”Ini tinggal dua kemasan. Dua minggu yang lalu sudah tahu (menemukan). Banyak yang komplain. Tapi tidak semua pembeli bilang. Bilang kok ini tidak ada seliter,” ungkap Sunami.
Murianews, Pati – MinyaKita tak sesuai takaran ternyata sudah masuk Pasar Pati sejak dua pekan lalu. Hal ini setelah banyak pembeli yang komplain kepada para pedagang.
Sunami (50) salah satu pedagang di Pasar Rogowangsan Pati mengaku awalnya mendapatkan informasi dari pembeli bahwa takaran MinyaKita tak sesuai dengan takaran.
Beberapa pembeli bahkan sudah mengeluh volume MinyaKita salah satu produsen dari Jawa Timur yang terlihat lebih sedikit daripada MinyaKita dari produsen lain.
Setelah mendapatkan keluhan dari beberapa pembeli itu, ia pun berinisiatif membandingkan dengan MinyaKita dari produsen lainnya. Ia juga mencoba menimbang dengan timbangan.
”Ternyata beratnya kurang tujuh ons. Sehingga 1 liter kurang banyak. Yang satunya (MinyaKita produsen lainnya) lebih dari tujuh ons,” ujar dia kepada Murianews.com, Selasa (11/3/2025).
Ia mengaku sebelumnya mendapatkan MinyaKita yang takarannya kurang ini dari salah satu sales. Waktu itu, dirinya mendapatkan tiga karton MinyaKita atau 36 kemasan dengan satu kemasan 1 liter.
Sunami pun menghubungi kepada sales MinyaKita. Ia enggen membeli lagi. Sementara sisa MinyaKita tersebut ia jual murah dengan harga Rp 16 ribu per liter. Biasanya ia menjual MinyaKita sekitar Rp 17 ribu sampai Rp 18 ribu per liter.
”Ini tinggal dua kemasan. Dua minggu yang lalu sudah tahu (menemukan). Banyak yang komplain. Tapi tidak semua pembeli bilang. Bilang kok ini tidak ada seliter,” ungkap Sunami.
Minta Kesetabilan Harga...
Sementara itu pedagang lainnya, Eriati mengaku belum menemukan MinyaKita yang takarannya dikurangi. Ia pun berharap takaran MinyaKita untuk tidak dikurangi.
”Timbangannya jangan dikurangi lah. Kalau satu liter ya memang harus satu liter. Dan juga harganya kalau bisa diturunkan sesuai dengan HET. Jangan lebih. Biar jualan enak,” kata dia ditemui terpisah.
Ia khwatir bila takaran volume MinyaKita dikurangi bakal mempengaruhi penjualan dan pembeli ogah membeli MinyaKita. Mengingat masih ada 30 karton MinyaKita hasil kulakukan yang belum terjual.
”Saya khawatir dengan adanya pengurangan volume ini pembeli turun. Ambilnya 196 per karton. Saya ambil 50 sekitar masih sisa 30 karton. Sementara pembelian lumayan,” tandas dia.
Editor: Supriyadi