Tradisi ini juga upaya doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa agar warga dan nelayan diberikan keselamatan dan keberkahan.
”Tradisi sudah lama setiap tahun ada. Ini menjadi agenda tidak hanya Desa Sambiroto tapi juga Kecamatan Tayu. Ini memang untuk doa bersama, keselematan, hiburan dan festival budaya oleh masyarakat,” pungkas Imam Rifai.
Murianews, Pati – Tradisi Lomban Sungai Tayu, Kabupaten Pati bakal digelar Selasa (8/4/2025) besok. Pihak kepolisian pun berencana melakukan rekayasa lalu lintas untuk menghindari kemacetan.
Lomban Sungai Tayu sendiri bakal dimeriahkan 15 kelompok. Mereka bakal mengikuti karnaval mulai dari depan Balai Desa Sambiroto hingga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Sambiroto.
Jalan Kartini yang terletak di utara Alun-alun Tayu ikut dilaui para peserta karnaval. Hal ini berpotensi menimbulkan kemacetan bila tidak dilakukan rekayasa lalu lintas.
”Nanti diikuti oleh sekitar 15 kelompok karnaval. Nanti mulai arak-arakan di Balai Desa sampai TPI. Sekitar 1,5 km,” ujar Kapolsek Tayu, Iptu Aris Pristianto kepada Murianews.com, Senin (7/4/2025).
Untuk itu, rekayasa lalu lintas akan dilakukan agar tidak terjadi kemacetan. Pihaknya meminta pengendara dari selatan Tayu untuk melintasi Jalan Lintas Tayu. Begitu pula sebaliknya.
”Nanti kita alihkan lalulintas. Dari selatan atau Pati dan Juwana kita alihkan dari Jepat ke Lingkar Tayu dan dari Bondol kita alihkan ke Lingkar jadi tidak ada yang melintasi kota Tayu,” ungkap dia.
Karnaval akan dimulai pada pukul 07.00 WIB dan tradisi lomban diprediksi selesai pada pukul 12.00 WIB. Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan menghindari konflik untuk menyukseskan tradisi ini.
”Untuk pengamanan kita all out sekitar 100 personel. Gabungan Polresta Pati, Satpolairud, Koramil Tayu. Jadi kita lakukan pengamanan dari darat sampai laut. Mulai karnaval hingga larung sesaji Sungai Tayu,” tandas dia.
Tradisi warga Tayu...
Camat Tayu, Imam Rifai menambahkan Lomban Sungai Tayu merupakan tradisi warga di Kecamatan Tayu usai Lebaran atau Idulfitri. Biasanya warga melarung kepala kerbau di laut lepas.
Tradisi ini juga upaya doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa agar warga dan nelayan diberikan keselamatan dan keberkahan.
”Tradisi sudah lama setiap tahun ada. Ini menjadi agenda tidak hanya Desa Sambiroto tapi juga Kecamatan Tayu. Ini memang untuk doa bersama, keselematan, hiburan dan festival budaya oleh masyarakat,” pungkas Imam Rifai.
Editor: Anggara Jiwandhana