Pada 29 Maret 2025 lalu, tambang di Kecamatan Sukolilo mengalami longsor. Sayangnya, pihak aparat penegak hukum tak kunjung menutup tambang-tambang ilegal tersebut.
”Kejahatan bertahun-tahun, dibiarkan aparat. Kami ke sini karena kesabaran memuncak. Kalau sewajarnya aparat hukum menutup tambang ilegal ini. Belum ada penutupan sama sekali dari aparat. Padahal tiga hektare lahan terdampak longsor. Ditambah retakan ratusan meter. Belasan tambang ilegal. tambang ini tampa izinnya,” tutur dia.
Dampak aktivitas tambang ini membuat sejumlah petani Kecamatan Sukolilo terganggu. Selain itu, aktivitas tambang membuat debit air berkurang saat musim kemarau dan ketika musim hujan selalu banjir bandang.
”Penambangan bertahun-tahun. Kami selalu melakukan koordinasi ke pemerintah setempat, ESDM, DLH, Pemkab untuk segera menutup tambang ilegal ini. Tapi nyatanya sampai hari ini belum ada penutupan,” pungkas dia.
Murianews, Pati – Seratusan warga Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah menggeruduk tambang galian C di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Senin (14/4/2025).
Warga yang tergabung dalam Sukolilo Bangkit berbondong-bondong ke tambang ilegal itu dengan membawa bendera merah putih dan sejumlah papan yang bertuliskan tuntutan.
Di antaranya, ”Pak Wamen Sudaryono Tolong Tutup Tambang di Pegunungan Kendeng. Kendeng Rusak, Petani Tak Panen”, ”Tambang Bukan Ekonomi Kreatif” dan sebagainya.
Mereka sepakat ingin menjaga Pegunungan Kendeng dari kerusakan lingkungan yang dipicu oleh aktivitas tambang.
”Aksi warga yang tergabung dalam Aliansi Sukolilo Bangkit. Kami puluhan tahun sudah bersabar melihat penambangan ilegal,” ungkap Koordinator Sukolilo Bangkit, Selamet Riyanto pada Murianews.com.
Menurutnya, aktivitas tambang sudah membuat kesabaran warga habis. Sebab, aktivitas itu telah membuat kerusakan alam dan memicu bencana.
Sempat Longsor...
Pada 29 Maret 2025 lalu, tambang di Kecamatan Sukolilo mengalami longsor. Sayangnya, pihak aparat penegak hukum tak kunjung menutup tambang-tambang ilegal tersebut.
”Kejahatan bertahun-tahun, dibiarkan aparat. Kami ke sini karena kesabaran memuncak. Kalau sewajarnya aparat hukum menutup tambang ilegal ini. Belum ada penutupan sama sekali dari aparat. Padahal tiga hektare lahan terdampak longsor. Ditambah retakan ratusan meter. Belasan tambang ilegal. tambang ini tampa izinnya,” tutur dia.
Dampak aktivitas tambang ini membuat sejumlah petani Kecamatan Sukolilo terganggu. Selain itu, aktivitas tambang membuat debit air berkurang saat musim kemarau dan ketika musim hujan selalu banjir bandang.
”Penambangan bertahun-tahun. Kami selalu melakukan koordinasi ke pemerintah setempat, ESDM, DLH, Pemkab untuk segera menutup tambang ilegal ini. Tapi nyatanya sampai hari ini belum ada penutupan,” pungkas dia.
Editor: Zulkifli Fahmi