Kamis, 20 November 2025

Keadaan ini membuat warga geram dan sempat mendemo pabrik yang masih proses berdiri tersebut. Mereka sempat menggelar aksi dan menggeruduk pabrik tersebut. Namun hingga kini, proses pembangunan pabrik masih dilanjutkan.

”Kami sudah ajukan ke dewan tidak ada respon. Baru dari kecamatan yang diundang negosiasi. Tapi belum ada hasil. Setelah demo pembangunan pabrik terus dilakukan. Seolah warga tidak dianggap,” kata dia.

Ia mengaku langkah penolakan dari warga ini murni untuk nasib anak-anak dan generasi penerus. Mereka khawatir, berdirinya pabrik beton tersebut membuat lingkungan tercemar.

”Ini kami fikirkan untuk anak-anak generasi mendatang. Bagaimana nasibnya kalau pabrik berdiri. Debu tetap bakal banyak. Kita peduli lingkungan maka seluruh warga menolak,” tegas dia.

Zainul mengaku saat ini sudah merasakan dampak proses berdirinya pabrik tersebut. Sejumlah warga sudah merasakan batuk. Selain itu, rumah warga juga sering berdebu akibat pengurukan lahan pabrik tersebut.

”Sudah ada dampak, batuk pilek, berdampak kepada pertanian. Ini khawatirnya menjadi gersang. Ini kan pakai oplosan semen. Kalau kena semen mati tanaman,” pungkasnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler