Kamis, 20 November 2025

”Mamang kalau sedekah bumi di Dukuh Bogorame, Desa Bogotanjung itu dari dulu memang seperti ini. Sejak kecil saya ikut sudah kayak gini. Biasanya kalau sudah hajatan (doa bersama) itu baru tawuran. Kali ini sebelum hajat sudah pada tawuran,” ujar Sekretaris Desa Bogotanjung, Sunarto kepada Murianews.com.

Ia mengaku tak mengetahui filosofi tawuran nasi ini. Sunarto mengungkapkan tawuran nasi ini sudah menjadi tradisi. Warga menaruh harapan di setiap lemparan agar bumi Dukuh Bogorame subur. 

”Diikuti oleh 700 orang. hanya di Bogorame saja. Gunungan ada tujuh. Filosofinya kurang tahu. Yang dulu-dulu kayak gini. Biar berkah,” kata dia. 

Hal senada diungkapkan, Priyo. Salah satu warga Desa Bogotanjung ini mengaku sejak buyut kecil, tradisi ini sudah ada. Pemuda ini pun berharap tradisi unik ini terus dilestarikan. 

”Berkat menunya mi, gorengan tahu, nasi, telur. Kata orang tua itu agar berkah. Melimpah sandang pangan, hasil bumi melimpah. Harapannya semoga hasil panen melimpah,” harap Priyo. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Terpopuler