Diperkirakan 107 hektare lahan tambak ikan tergenang, dengan potensi kerugian mencapai miliaran rupiah.
Pada puncak banjir, setidaknya 163 rumah yang tersebar di lima RT tergenang. Saat ini, banjir sudah mulai surut dan hanya menyisakan satu RT, yakni RT 5 RW 5, yang masih terendam.
Namun, surutnya air tidak mengurangi kekhawatiran para petani tambak di Desa Tunggulsari yang kini harus menghadapi potensi kerugian besar akibat lahan mereka yang terendam.
”Sepanjang tambak sampai pantai rata dengan laut. Jumlah luasan tambak 107 hektare,” ujar dia kepada Murianews.com, Sabtu (24/5/2025).
Ia mengaku tidak semua petani tambak di Desa Tunggulsari gagal panen. Pasalnya, mereka sudah menyiapkan diri dengan memasang jaring atau waring di tambak mereka. Namun, beberapa area ketinggian air melebihi tinggi jaring. Sehingga ikan tambak pun lepas.
”Sebenarnya semuanya tidak gagal panen. karena sebagian nelayan memasang waring di tambaknya . Tapi beberapa tambak tertentu yang ikannya melebihi waring. Sehingga ikan tidak bisa dikendalikan,” ungkap dia.
Murianews, Pati – Bencana banjir rob yang melanda Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, menyebabkan kerugian materiil yang tidak sedikit, khususnya bagi sektor perikanan tambak.
Diperkirakan 107 hektare lahan tambak ikan tergenang, dengan potensi kerugian mencapai miliaran rupiah.
Kepala Desa Tunggulsari Setyo Wahyudi mengatakan, banjir rob mulai menggenangi tambak dan pemukiman penduduk sejak Senin (19/5/2025). Ketinggian air terus bertambah, bahkan mencapai puncaknya pada Rabu (21/5/2025).
Pada puncak banjir, setidaknya 163 rumah yang tersebar di lima RT tergenang. Saat ini, banjir sudah mulai surut dan hanya menyisakan satu RT, yakni RT 5 RW 5, yang masih terendam.
Namun, surutnya air tidak mengurangi kekhawatiran para petani tambak di Desa Tunggulsari yang kini harus menghadapi potensi kerugian besar akibat lahan mereka yang terendam.
”Sepanjang tambak sampai pantai rata dengan laut. Jumlah luasan tambak 107 hektare,” ujar dia kepada Murianews.com, Sabtu (24/5/2025).
Ia mengaku tidak semua petani tambak di Desa Tunggulsari gagal panen. Pasalnya, mereka sudah menyiapkan diri dengan memasang jaring atau waring di tambak mereka. Namun, beberapa area ketinggian air melebihi tinggi jaring. Sehingga ikan tambak pun lepas.
”Sebenarnya semuanya tidak gagal panen. karena sebagian nelayan memasang waring di tambaknya . Tapi beberapa tambak tertentu yang ikannya melebihi waring. Sehingga ikan tidak bisa dikendalikan,” ungkap dia.
Taksiran kerugian...
Ia mengaku belum mengetahui secara pasti kerugian akibat banjir rob ini. Meskipun demikian, dirinya menilai kerugian akibat banjir rob ini berpotensi hingga miliaran rupiah.
”Kerugian sampai hari ini kita belum pastikan. Kita masih minta petani untuk mengkoordinir petaninya berapa kerugian masing-masing tambak. Karena siklus tebarnya tidak barengan. Ada yang kecil dan besar siap panen. Potensi kerugian kalu musim ini angkanya pasti miliaran,” tutur dia.
Ia pun berharap pemerintah memberikan bantuan kepada warganya yang terdampak banjir. Setidaknya, bantuan yang diberikan bisa mengurangi beban petani tambak yang terdampak.
”Bantuan belum ada dari pemerintah. Tapi sudah dilakukan pendataan BPBD Kabupaten Pati, sehingga pemerintah bisa peduli warga yang terdampak,” pungkasnya.
Editor: Cholis anwar