Bukan Miskin, Hal Ini Buat Angka Putus Sekolah Tinggi di Jateng
Umar Hanafi
Selasa, 27 Mei 2025 15:47:00
Murianews, Pati – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut miskin ekstrem bukan satu-satunya faktor yang membuat angka putus sekolah tinggi di Jateng.
Ia menyoroti pandangan hidup dan tradisi masyarakat tertentu yang justru menjadi pemicu anak enggan melanjutkan pendidikan, terutama setelah lulus SMP. Sehingga menyebabkan angka putus sekolah Jateng tinggi
Hal ini diungkapkan Ahmad Luthfi saat menghadiri acara di Pendapa Kabupaten Pati, Selasa (27/5/2025).
”Bukan karena hanya miskin ekstrem, ada suatu tradisi di daerah kita. Sudah SMP ndak usah teruskan, langsung kerja,” kata Ahmad Luthfi.
Karena itu ia akan berupaya menggencarkan kejar paket C agar generasi muda di Jawa Tengah mempunyai kualitas yang lebih baik. Ia juga berharap pandangan mengabaikan pendidikan dapat dikikis oleh sosialisasi dari pemerintah maupun tokoh masyarakat.
”Kalau perlu bikin kejar paket C, sehingga sesuai dengan visi Pak Dewo tadi bahwa setetes keringat orang tua adalah pertanggungjawaban agar anaknya lebih maju. Saya yakin tidak ada orang tua yang anaknya ingin mundur. Maka tradisi smp, bisa kita gencarkan dengan paket C,” pungkas dia.
Dalam kesempatan itu pula, Luthfi mengapresiasi langkah Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Pati yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari keluarga miskin extrem.
Berikan beasiswa...
”Dalam membangun Jawa Tengah ada banyak faktor. Salah satunya pendidikan. Pak Sudewo (Bupati) sudah mengasih beasiswa kepada anak kita yang lulus demi masa depan sesuai moto kita, ’Jawa Tengah menuju Indonesia Emas 2045’,” ungkap Ahmad Luthfi dihadapan tokoh masyarakat Kabupaten Pati.
Ia menilai para siswa merupakan aset bangsa yang perlu dijaga dan diberikan bekal agar bisa bersaing dengan negara lainnya. Dirinya tidak mau angkat putus sekolah di Jawa Tengah tinggi.
Maka, pihaknya memberikan bantuan kepada 5.000 anak putus sekolah agar mempunyai pendidikan lebih. Dirinya pun mengencarkan kejar paket C selain mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan.
”Jawa Tengah mempunyai penduduk hampir 37 juta. Pada 2025 kita bantu 5000 anak yang putus sekolah,” ujar dia.
Editor: Anggara Jiwandhana



