”Ini permasalahan kompleks. Karena hujan masih tinggi di wilayah gunung di sisi lain ancaman bencana rob masih ada di pantai utara Pati,” kata dia.
Ia pun meminta masyarakat yang berada di pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaannya. Pihaknya meminta masyarakat ikut menanam pohon mangrove sebagai sabuk alami.
”Mari kita jaga jangan sampai tanaman mangrove menjadi tambak. Kejadian seperti ini akan merugikan petani budidaya ikan. Jadi kelestarian mangrove tetap kita jaga,” pungkas dia.
Murianews, Pati – Masyarakat di puluhan desa di pesisir Pati, Jawa Tengah diminta mulai waspada. Pasalnya, kawasan mereka kini sedang terancam terkena banjir rob Pati.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, ada tujuh kecamatan di Pati yang terancam terkena rob.
Ketujuh kecamatan yang berpotensi terkena rob Pati yakni, mulai dari Kecamatan Batangan, Juwana, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu hingga Kecamatan Dukuhseti.
”Kalau potensi rob Pati itu dari (Desa) Pecangaan Kecamatan Batangan sampai ke (Desa) Puncel Kecamatan Dukuhseti. Itu sepanjang 60 kilometer. Itu baik untuk waspada, karena kerugian sangat luar biasa,” ujar dia kepada Murianews.com, Rabu (28/5/2025).
Bahkan Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu sudah terdampak rob Pati pada pekan lalu. Seratusan rumah terdampak lebih dari 100 hektare tambak ikan tergenang air. Petani tambak pun mengalami kerugian hingga miliaran.
”Seperti di Tunggulsari itu kan sudah berjalan. Sampai ikan nila akhirnya musnah di sana karena rob dan banjir, ruginya sampai miliaran,” tambahnya.
Menurutnya, rob Pati ini terjadi lantaran wilayah air kiriman hujan dari daerah atas tak bisa masuk ke laut. Ditambah adanya kenaikan volume air laut.
Permasalahan kompleks...
”Ini permasalahan kompleks. Karena hujan masih tinggi di wilayah gunung di sisi lain ancaman bencana rob masih ada di pantai utara Pati,” kata dia.
Ia pun meminta masyarakat yang berada di pesisir pantai untuk meningkatkan kewaspadaannya. Pihaknya meminta masyarakat ikut menanam pohon mangrove sebagai sabuk alami.
”Mari kita jaga jangan sampai tanaman mangrove menjadi tambak. Kejadian seperti ini akan merugikan petani budidaya ikan. Jadi kelestarian mangrove tetap kita jaga,” pungkas dia.
Editor: Anggara Jiwandhana