”Untuk sekarang ini ya mengantisipasi risikio besar. Kalau menanggulangi tidak saatnya. Saat ini kondisi tambak juga sudah rata dengan air laut. Warga sudah pasrah,” ujar dia.
Setyo Wahyudi menyebut, banjir rob di desanya terjadi sejak 19 Mei 2025 lalu. Kemudian, pada Rabu (21/5/2025) banjir rob terus meninggi hingga masuk ke dalam rumah warga.
Saat itu, sekitar 160 rumah warga terdampak. Seratusan rumah tersebut tersebar di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4 dan RT 5 RW 5. Kini, banjir sudah mulai surut dan menyisakan sekitar 36 rumah di RT 5 RW 1 dengan ketinggian dari 5 sentimeter hingga 60 sentimeter.
Murianews, Pati – Banjir rob kembali menerjang pemukiman warga di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Pati, Jumat (30/5/2025). Puluhan rumah di desa tersebut pun kebanjiran.
Kepala Desa Tunggulsari, Setyo Wahyudi mengatakan, banjir rob yang melanda desanya kali ini disebut paling parah dibanding sebelumnya. Bahkan semua rumah di RT 05 RW 01 terendam banjir.
Setidaknya ada 36 rumah warga yang berada di lokasi tersebut terendam banjir rob. Sehingga, warga harus menaikkan barang-barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi.
”Kondisi terkini tambah besar, tapi Alhamdulillah tidak ada hujan. Parah ini di RT 05, tambah parah daripada kemarin. Di jalan ini edalaman air sampai 60 sentimeter,” ujar Setyo, Jumat (30/5/2025).
Kades menyebut, rob mulai terjadi pagi tadi sekitar pukul 07.00 WIB. Hingga siang ini, menurutnya belum ada tanda-tanda air surut.
Biasanya, air rob tersebut ketika sore hari mulai surut. Namun, melihat kondisi sekarang ini, ia memprediksi kalau banjir rob hingga sore nanti tidak surut seperti sebelumnya.
”Kalau kemarin jam 5 sore airnya sudah ke arah timur atau surut. Nah kalau ini, kayaknya sore tetap ada, ketinggiannya, tinggi banget,” ungkapnya.
Meski mengalami kebanjiran, warga masih tetap memilih untuk bertahan di rumah masing-masing. Mereka belum berniat untuk beranjak mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Pantau Banjir...
Sebagai antisipasi, pihaknya kali ini stand by untuk memantau kondisi banjir rob. Dirinya juga mengaku sudah melaporkan kondisi yang terjadi di desanya kepada BPBD Pati hingga Satpolairud Polresta Pati.
”Untuk sekarang ini ya mengantisipasi risikio besar. Kalau menanggulangi tidak saatnya. Saat ini kondisi tambak juga sudah rata dengan air laut. Warga sudah pasrah,” ujar dia.
Setyo Wahyudi menyebut, banjir rob di desanya terjadi sejak 19 Mei 2025 lalu. Kemudian, pada Rabu (21/5/2025) banjir rob terus meninggi hingga masuk ke dalam rumah warga.
Saat itu, sekitar 160 rumah warga terdampak. Seratusan rumah tersebut tersebar di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4 dan RT 5 RW 5. Kini, banjir sudah mulai surut dan menyisakan sekitar 36 rumah di RT 5 RW 1 dengan ketinggian dari 5 sentimeter hingga 60 sentimeter.
Editor: Supriyadi