Rabu, 19 November 2025

Murianews, Pati – Ratusan hektare lahan tambak di Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah tergenang rob selama tiga pekan lebih. Petani tambak di wilayah tersebut pun merugi hingga Rp 33 miliar.

Kabid Kedaruratan pada BPBD Pati, Sutarno mengungkapkan rob menerjang sejumlah desa di pesisir Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Di antaranya Desa Tunggulsari, Margotuhu, Jepat Lor, Jepat Kidul dan Tawangrejo.

”Yang ada laporan di wilayah Kecamatan Tayu. Secara keseluruhan itu ada beberapa desa yang tambaknya terdampak. Kalau nggak salah ada delapan desa, seperti Margotuhu, Jepat Lor, Jepat Kidul, Margomulyo, Keboromo, hingga Tunggulsari,” ujar Sutarno, Sabtu (7/6/2025).

Wilayah yang paling terdampak banjir rob yakni Desa Tunggulsari. Selain menerjang tambak ikan nila salin, banjir rob juga menggegani pemukiman warga.

Sebelumnya ratusan rumah warga tergenang gelombang rob pada pertengahan bulan Mei lalu. Kini, banjir sudah mulai surut dan tinggal menyisakan lima rumah yang masih kebanjiran.

”Kondisi rob sudah berangsur surut, laporan sampai pagi ini tinggal 5 rumah warga yang halamannya terdampak banjir rob. Sekarang aliran sungai agak lancar, karena kondisi tidak pasang sehingga aliran banjir kembali ke sungai semua,” lanjut Sutarno.

Meski demikian menurutnya banjir rob yang berlangsung tiga minggu lebih ini berdampak pada kerusakan tambak ikan milik warga. Menurutnya tambak yang terdampak banjir rob mengalami gagal panen. Akibatnya petani mengalami kerugian secara keseluruhan mencapai Rp 33 miliar.

”Hampir mendekati Rp 33 miliar,” jelasnya.

Upaya Bantuan...

Ia pun mengaku, pihaknya sudah melakukan upaya untuk membantu warga yang terdampak banjir rob. Seperti memberikan bantuan makanan kepada rumah warga yang kebanjiran.

”Kami sudah menggelontorkan 680 kilogram (beras) untuk 136 rumah. Per rumah 5 kilogram. Yang kedua memberikan terdampak 36 rumah sudah kami berikan lagi,” ujarnya.

Tak hanya itu, BPBD Pati juga mengirim perahu untuk membantu menyelesaikan permasalahan lumpur. Menurutnya kondisi lumpur di sungai berangsur berkurang, sehingga genangan banjir berangsur surut.

”Kemarin ada solusi terkait dengan lumpur yang ada di daerah hilir. Kemarin berkoordinasi untuk mengirim bantuan perahu. Perahu ditaruh di daerah hilir, mesin dihidupkan otomatis lumpur terangkut ke bawah. Hari Kamis siang,” tandas dia.

Editor: Budi Santoso

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler