”MBG yang paling cepat itu justru di pesantren. Pesantren menjadi tumpuan pengelolaan manajemen masyarakat,” tutur Cak Imin.
Ia juga mendorong agar pondok pesantren semakin maju untuk menghadapi tantangan zaman. Dirinya berharap pondok pesantren bisa lebih kompetitif dan bisa menguasai teknologi.
”Pesantren jangan memandang dunia dengan lensa yang sempit tapi juga luas. Kita optimis dan yakin karena kita menjalani pembenahan dan pemberdayaan,” pungkasnya.
Murianews, Pati – Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Republik Indonesia Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menargetkan seribu dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG) di pondok pesantren.
Pondok Pesantren yang ada di kabupaten Pati pun menjadi salah satu sasaran untuk dapur umum MBG tersebut.
Hal ini diungkapkan Cak Imin saat menghadiri Reuni Akbar Madrasah Salafiyah Kajen Pati, Sabtu (5/7/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin juga meresmikan secara simbolis program pendirian Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di PP Hajroh Basyir As-Salafiyah Kajen dan Ya Fatimah Tayu, Pati, Sabtu (5/7/2025).
Cak Imin mengaku seribu SPPG itu ditargetkan beroperasi pada bulan Agustus 2025.
”Kita berikhtiar sebanyak-banyaknya,” katanya.
Ia mengaku SPPG di pondok pesantren ini dalam rangka percepatan program unggulan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini bisa semakin sukses dengan bantuan pondok pesantren.
”SPPG ini kita dorong menjadi bagian dari percepatan pelayanan Makan Bergizi Gratis untuk sekolah dengan melibatkan pesantren. Saya harap pesantren menjadi salah satu kekuatan yang mensuport percepatan,” ungkap dia.
Pesantren ikut sukseskan MBG...
Pihaknya menggandeng pondok pesantren dalam menyukseskan MBG lantaran lembaga pendidikan ini dinilai cekatan dalam menyukseskan program tersebut. Bahkan dirinya menyebutkan pondok pesantren merupakan lembaga yang paling cepat merespon MBG.
”MBG yang paling cepat itu justru di pesantren. Pesantren menjadi tumpuan pengelolaan manajemen masyarakat,” tutur Cak Imin.
Ia juga mendorong agar pondok pesantren semakin maju untuk menghadapi tantangan zaman. Dirinya berharap pondok pesantren bisa lebih kompetitif dan bisa menguasai teknologi.
”Pesantren jangan memandang dunia dengan lensa yang sempit tapi juga luas. Kita optimis dan yakin karena kita menjalani pembenahan dan pemberdayaan,” pungkasnya.
Editor: Cholis Anwar
