Kamis, 20 November 2025

Bahkan 35 persen responden menganggap tidak ada naskah akademik. Sebanyak 85,9 persen masyarakat juga berpendapat bahwa kebijakan lima hari sekolah tidak memperhatikan ekosistem pendidikan lain seperti TPQ dan Madin. 

”Tingkat kesiapan sekolah dalam menerapkan lima hari sekolah juga menjadi sorotan, dengan 91 persen masyarakat menganggap sekolah belum siap dari segi SDM dan sarana prasarana,” ungkap dia. 

Dalam hasil survei tersebut, masyarakat niga memberikan rekomendasi atau alternatif untuk menyikapi lima hari sekolah. Mayoritas berharap kembali ke enam hari sekolah. 

Sebanyak 40,7 persen mengusulkan kembali ke enam hari sekolah, 36,2 persen mengusulkan integrasi dengan ekosistem pendidikan lain dab 14,1 persen mengusulkan pengurangan beban kurikulum, bukan hari belajar.

”Hasil survei yang dilakukan oleh Fakultas Tarbiyah Ipmafa Pati ini secara jelas menunjukkan adanya resistensi yang kuat dari masyarakat Pati terhadap penerapan kebijakan lima hari sekolah,” tutur dia. 

Ipmafa berharap temuan ini dapat menjadi bahan pertimbangan penting bagi Pemerintah Daerah dan seluruh pemangku kepentingan dalam mengevaluasi kembali kebijakan pendidikan.

”Dengan senantiasa memperhatikan aspirasi, kekhawatiran, dan kebutuhan masyarakat demi terwujudnya sistem pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan,” pungkas dia. 

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler