Potret Meriah Festival Berkat Bandeng Pati yang Hadirkan Wayang Sampah
Umar Hanafi
Sabtu, 22 November 2025 13:30:00
Murianews, Pati – Festival Berkat Bandeng mulai digelar, Jumat (21/11/2025) malam. Pembukaan festival yang diinisiasi Desa Bakaranwetan dan Kementerian Kebudayaan ini ditandai dengan cara pertunjukan Wayang Sampah.
Wayang sampah memang terbuat dari sampah. Wayang unik ini dibuat oleh Seniman kentrung Pati, Jaswadi. Ia menyulap kantong kresek, botol plastik, sendok plastik, gelas plastik maupun berbagai limbah rumah tangga lainnya menjadi media kesenian.
Sampah yang dianggap tak berguna, bau dan tak enak dipandang dijadikan Mbah Jasmadi menjadi karya seni yang elok dipandang dan menghibur masyarakat.
Oleh dalang Ki Slamet Tewel, wayang sampah itu kemudian dimainkan dengan lakon keseharian petani tambak. Bercerita hiruk pikuk budidaya bandeng hingga keresahan akan munculnya sampah di sungai yang juga mengairi tambak mereka.
Sang galang memunculkan permasalahan sosial tentang perilaku masyarakat yang seenak hatinya membuang sampah di sungai. Hingga akhirnya masyarakat menggelar rembuk desa dan memunculkan kesadaran bersama untuk ’jogo kali’.
Pagelaran itu kian menarik perhatian masyarakat lantaran diiringi oleh Gagego Musik Kampung. Pemilahan jenis musik dan lirik yang dekat dengan warga membuat mereka ikut terlarut dalam pertunjukan.
Penampilan wayang sampah Festival Berkat Bandeng ini memang ditujukan untuk mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan. Tujuannya agar ekosistem ikan bandeng tetap terjaga.
Asal-usul...
Kepala Desa Bakaran Wetan, Wahyu Supriyo mengatakan wayang sampah berasal dari limbah. Sampah itu kemudian didaur ulang sebagai media untuk berkesenian dalam bentuk wayang yang dapat menghibur masyarakat.
”Jadi keseniannya muncul, masyarakat terhibur dan pesan ekologi juga lebih mudah tersampaikan,” ujar dia.
Sehingga wayang ini juga media sosialisasi kepada petani bandeng ataupun masyarakat umum untuk menjaga lingkungan.
”Wayang sampah ini dari limbah dan ini adalah suatu bentuk gambaran kami sebagai petani harus menjaga lingkungan, menjaga irigasi, menjaga kali dari sampah-sampah itu,” jelas dia.
Oleh karena itu, lanjut dia, dalam Festival Berkat Bandeng ikut mengambil tagline ’Kaline Resik Bandeng e Apik’. Artinya, ketika sungai bersih maka hasil bandengnya akan menjadi lebih baik.
”Sampah itu akan mengganggu sungai, sedangkan sungai itu akan menjadi salah satu sumber kehidupan dalam budidaya tambak,” pungkas dia.
Editor: Anggara Jiwandhana



