sekaligus owner Galeri Gentamas Kudus, Dasa Gentawati mengatakan regenerasi pembatik di Kota Kretek perlu diperhatikan karena sangat minim.
”Kendala bagi pembatik saat ini anak muda tidak mau jadi pembatik. Rata-rata pilih kerja di pabrik," katanya, Rabu (31/5/2023).
Menurutnya, faktor minimnnya regenerasi pembatik karena anak muda tidak sabar untuk membatik. Selain itu, mayoritas anak muda tidak menyukai hal yang rumit.
”Kalau tidak ada regenerasi pembatik ya nanti tidak ada yang melestarikan batik," sambungnya.
Lebih lanjut menurut Dasa, Pemkab Kudus juga harus mengawal pelatihan membatik. Sehingga tidak terkesan formalitas saja.
”Pelatihan membatik harus digiatkan lagi. Selain itu juga jangan sebatas pelatihan saja, tetapi juga harus dikawal sampai benar-benar menekuni batik," terangnya.
Menurutnya, Pemkab Kudus dan pelaku UMKM harus bersinergi. Sehingga pelaku usaha batik tidak berjalan sendiri.”Misalnya dengan cara mewajibkan ASN untuk memakai batik sepekan dua kali. Supaya produk kami juga laku," ujarnya.Dia berharap regenerasi pembatik di Kota Kretek membaik. Sehingga ada penerus produk-produk batik. ”Semoga ke depannya regenerasi pembatik di Kabupaten Kudus semakin banyak," imbuhnya. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah cukup terkenal dengan produk batiknya. Namun, hal ini diklaim berbanding terbalik dengan regenerasi pembatik di Kota Kretek.
Pegiat
batik sekaligus owner Galeri Gentamas Kudus, Dasa Gentawati mengatakan regenerasi pembatik di Kota Kretek perlu diperhatikan karena sangat minim.
”Kendala bagi pembatik saat ini anak muda tidak mau jadi pembatik. Rata-rata pilih kerja di pabrik," katanya, Rabu (31/5/2023).
Menurutnya, faktor minimnnya regenerasi pembatik karena anak muda tidak sabar untuk membatik. Selain itu, mayoritas anak muda tidak menyukai hal yang rumit.
”Kalau tidak ada regenerasi pembatik ya nanti tidak ada yang melestarikan batik," sambungnya.
Lebih lanjut menurut Dasa, Pemkab Kudus juga harus mengawal pelatihan membatik. Sehingga tidak terkesan formalitas saja.
”Pelatihan membatik harus digiatkan lagi. Selain itu juga jangan sebatas pelatihan saja, tetapi juga harus dikawal sampai benar-benar menekuni batik," terangnya.
Baca: Senam Bersama Pakai Batik Motif Tembakau di Kudus Pecahkan Rekor MURI
Menurutnya, Pemkab Kudus dan pelaku UMKM harus bersinergi. Sehingga pelaku usaha batik tidak berjalan sendiri.
”Misalnya dengan cara mewajibkan ASN untuk memakai batik sepekan dua kali. Supaya produk kami juga laku," ujarnya.
Dia berharap regenerasi pembatik di Kota Kretek membaik. Sehingga ada penerus produk-produk batik. ”Semoga ke depannya regenerasi pembatik di Kabupaten Kudus semakin banyak," imbuhnya.
Editor: Ali Muntoha