Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Kondisi mal di Kudus saat ini sedang lesu. Adapun penyebabnya, tentu saja ada banyak faktor.

Dosen Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Kudus, Jawa Tengah Nor Hadi menyebut, adanya dua faktor penyebab lesunya mal di Kabupaten Kudus. Yakni, faktor makro dan mikro.

Nor menilai, faktor makro yang pertama yakni menurunnya pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten Kudus. Sulitnya mencari pekerjaan ditambah naiknya harga kebutuhan pokok yang tidak sedikit, disinyalir menjadi penyebabnya.

”Upah tidak kunjung naik sehingga berakibat pada kemampuan belanja masyarakat untuk pergi ke mal,” katanya, Jumat (25/8/2023).

Menurunnya upah atau pendapatan, lanjut dia akan membuat konsumen cenderung menggeser cara belanja menjadi ke prioritas yang lebih mendesak.

”Biasanya warga lebih memilih membelanjakan uangnya untuk kebutuhan yang lebih mendesak seperti sembako. Mereka akan menahan belanja yang merupakan kebutuhan tersier,” sambungnya.

Faktor makro yang kedua dilihat dari kebutuhan terhadap sandang atau busana yang merupakan kebutuhan tersier. Kecuali sandang kebutuhan sekolah yang memang menjadi kebutuhan.

”Artinya masyarakat akan lebih memilih beli seragam sekolah dibandingkan dengan membeli baju untuk sehari-hari,” terangnya.

Faktor makro yang ketiga, adanya pergeseran cara beli masyarakat. Yakni, dari konvensional menjadi online.

”Dulu orang cenderung datang ke tempat perbelanjaan untuk berbelanja, sekarang masyarakat cukup berbelanja secara online sudah bisa pilih barang. Hal ini mengakibatkan mal di berbagai daerah sepi tidak hanya di Kudus.

Beralih ke faktor mikro, yakni adanya masyarakat urban yang mulai banyak di Kabupaten Kudus. Sehingga warga sudah sibuk dengan kegiatan seharian bekerja.

”Imbasnya masyarakat pilih online. Bisa dilihat pabrik semakin banyak dengan jam kerja pegawai yang hampir seharian di pabrik tidak punya waktu pergi berbelanja,” pungkasnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler