Rabu, 19 November 2025

Murianews, Kudus – Eksistensi bordir icik di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dinilai masih bagus dan diminati. Namun, regenerasi pembordir dan expo pameran diklaim masih minim.

Owner Armira Bordir asal Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Varisca Ardilla mengklaim, eksistensi bordir masih bagus. Menurutnya, pesanan masih bermunculan.

”Peminat pembeli bordir di Kabupaten Kudus masih bagus. Rata-rata dalam sebulan saya mampu menjual 10 pcs bordir. Ada bordir icik, bordir juki, dan bordir komputer,” katanya, Jumat (12/1/2024).

Dirinya mengaku terbantu juga dengan inisiatif pemerintah yang ingin melestarikan bordir. Hal ini kerap terlihat dari Aparatur Sipil Negara (ASN) yang memakai batik di hari tertentu.

”ASN di Kabupaten Kudus juga diwajibkan memakai bordir di hari tertentu,” sambungnya.

Perempuan 34 tahun itu menilai masyarakat lebih menyukai bordir icik. Alasannya karena kualitas yang lebih bagus dan lebih terlihat natural.

”Kalau bordir yang dibuat menggunakan komputer motifnya monoton dan tidak begitu detail serta hasil bordirnya kurang timbul,” terangnya.

Bordir yang dijualnya memiliki harga beragam. Mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.

”Tersedia berbagai ukuran. Untuk pembelinya berasal dari luar kota seperti Semarang, Jakarta, Bogor, Surabaya, dan daerah lainnya,” ungkapnya.

Namun, untuk regenerasi pembordir di kawasan Kecamatan Gebog, menurut Varisca tidak begitu banyak. Jumlahnya hanya ada sepuluh orang.

”Kalau pembordir di seluruh Kabupaten Kudus yang berada di bawah binaan Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, red) Kudus ada 54 perajin bordir,” ujarnya.

Tidak hanya itu, dirinya juga menilai penyelenggaraan expo UMKM tidak serta merta mengkover perajin bordir keseluruhan. Sehingga terkadang ada yang tidak dapat ikut meramaikan.

”Ketika ada expo pameran, perajin bordir yang dipilih tidak semuanya kebagian,” imbuhnya.

Editor: Dani Agus

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler