BPBD Kudus Pastikan Detektor Longsor Berfungsi
Vega Ma'arijil Ula
Kamis, 1 Februari 2024 18:24:00
Murianews, Kudus – BPBD Kudus memastikan dua detektor longsor atau Early Warning System yang dipasang di Desa Japan, Kecamatan Dawe dan Desa Menawan, Kecamatan Gebog berfungsi dengan baik.
Diketahui, detektor longsor yang dipasang di Desa Menawan sempat rusak. Namun, Kepala BPBD Kudus Mundir memastikan alat tersebut sudah diperbaiki dan berfungsi dengan baik.
”EWS di Desa Japan masih berfungsi. Untuk yang di Desa Menawan sempat rusak tetapi sudah diperbaiki,” katanya, Kamis (1/2/2024).
Mundir menjelaskan, EWS merupakan apat pendeteksi bencana longsor. Alat tersebut akan berbunyi ketika muncul tanda-tanda longsor di mana perangkat itu dipasang.
”Kalau ada tanda-tanda longsor, alatnya akan berbunyi, sehingga masyarakat dapat langsung bersiap,” sambungnya.
Kendati begitu, Mundir meminta masyarakat tetap tanggap terhadap adanya bencana. Yakni dapat segera mengambil tindakan ketika terjadi bencana.
Mundir menjelaskan, wilayah atas Kabupaten Kudus merupakan daerah rawan longsor. Yakni, beberapa desa di Pegunungan Muria, Kecamatan Gebog, dan Kecamatan Dawe.
Sementara, di wilayah bawah, seperti Kecamatan Undaan (Ngemplak, Undaan Lor), Jati (Pasuruhan Lor, Tanjungkarang, Jati Wetan), Mejobo (Kesambi, Jojo, Temulus, Payaman, dan Kirig), serta Kaliwungu (Setrokalangan) merupakan daerah rawan banjir.
”Imbauan kami tetap berhati-hati ketika musim hujan seperti saat ini,” imbuhnya.
Terpisah, Kasi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji menjelaskan, cara kerja EWS menggunakan sinyal. Sinyal akan terdeteksi ketika terjadi pergerakan tanah.
”Cara kerjanya menggunakan sensor. Ketika ada gerakan tanah yang tidak seperti biasanya maka alat akan berbunyi,” ungkapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi
Murianews, Kudus – BPBD Kudus memastikan dua detektor longsor atau Early Warning System yang dipasang di Desa Japan, Kecamatan Dawe dan Desa Menawan, Kecamatan Gebog berfungsi dengan baik.
Diketahui, detektor longsor yang dipasang di Desa Menawan sempat rusak. Namun, Kepala BPBD Kudus Mundir memastikan alat tersebut sudah diperbaiki dan berfungsi dengan baik.
”EWS di Desa Japan masih berfungsi. Untuk yang di Desa Menawan sempat rusak tetapi sudah diperbaiki,” katanya, Kamis (1/2/2024).
Mundir menjelaskan, EWS merupakan apat pendeteksi bencana longsor. Alat tersebut akan berbunyi ketika muncul tanda-tanda longsor di mana perangkat itu dipasang.
”Kalau ada tanda-tanda longsor, alatnya akan berbunyi, sehingga masyarakat dapat langsung bersiap,” sambungnya.
Kendati begitu, Mundir meminta masyarakat tetap tanggap terhadap adanya bencana. Yakni dapat segera mengambil tindakan ketika terjadi bencana.
Mundir menjelaskan, wilayah atas Kabupaten Kudus merupakan daerah rawan longsor. Yakni, beberapa desa di Pegunungan Muria, Kecamatan Gebog, dan Kecamatan Dawe.
Sementara, di wilayah bawah, seperti Kecamatan Undaan (Ngemplak, Undaan Lor), Jati (Pasuruhan Lor, Tanjungkarang, Jati Wetan), Mejobo (Kesambi, Jojo, Temulus, Payaman, dan Kirig), serta Kaliwungu (Setrokalangan) merupakan daerah rawan banjir.
”Imbauan kami tetap berhati-hati ketika musim hujan seperti saat ini,” imbuhnya.
Terpisah, Kasi Kedaruratan BPBD Kudus, Ahmad Munaji menjelaskan, cara kerja EWS menggunakan sinyal. Sinyal akan terdeteksi ketika terjadi pergerakan tanah.
”Cara kerjanya menggunakan sensor. Ketika ada gerakan tanah yang tidak seperti biasanya maka alat akan berbunyi,” ungkapnya.
Editor: Zulkifli Fahmi