Rabu, 19 November 2025

Pada acara tersebut, siswa disuguhkan dengan asupan menu makanan bergizi. Yakni mengandung protein, karbohidrat, sayuran, buah-buahan dan jus.

”Kemudian, untuk ibu hamil kami upayakan agar menjadi ibu hamil yang sehat. Sehingga janin juga sehat. Ibu hamil juga kami edukasi untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur,” ujarnya.

Tak berhenti di situ, pada fasilitas kesehatan di puskesmas dan rumah sakit juga telah diwajibkan memenuhi standar pemeriksaan kesehatan dan penangan persalinan. Lebih lanjut program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) juga diberikan.

”Penanganan bayi dan balita juga kami lakukan dengan cara memberikan makanan tambahan berupa makanan khusus untuk balita dengan gizi bermasalah. Pemberian ASI ekslusif juga kami sarankan,” terangnya.

Lebih lanjut, pemberian makanan pendamping ASI secara masif disosialisasikan DKK Kudus. Itu dilakukan dengan menggandeng TP PKK.

”Kami inisiasi juga pembentukan kedai balita SiCantik. Di tiap-tiap desa sudah ada satu sampai dua kedai. Di sembilan kecamatan sudah ada. Secara keseluruhan di Kabupaten Kudus sudah ada 18 kedai balita SiCantik,” ucapnya.

Terpisah, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Nuryanto menyampaikan perihal penanganan stunting di Kabupaten Kudus telah dikucur menggunakan APBD 2024 sebesar Rp 7.250.425.000 miliar. Nominal anggaran itu digunakan untuk berbagai kegiatan DKK Kudus untuk pencegahan stunting.

”Anggaran tersebut sudah kami gunakan untuk berbagsi kegiatan pencegahan dan pengobatan stunting,” jelasnya.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan DKK Kudus dari APBD tersebut. Di antaranya program Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK), program Pangan Olahan untuk Diet Khusus (PDK), program Pemberian Makanan Tambahan (PMT), sosialisasi pencegahan stunting, dan lainnya.

”Kami laksanakan program PKMK untuk anak stunting. Sehingga gizinya bisa terpenuhi. Selanjutnya, seiring berjalannya waktu tidak lagi stunting,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Disnakerperinkop dan UKM Kudus, Rini Kartika Hadi Ahmawati menyampaikan pihaknya memfasilitasi ruangan untuk tempat pelaksanaan pembuatan menu makanan pencegahan stunting. Selain itu pihaknya berperan sebagai narasumber terkait kewirausahaan.

”Supaya teman-teman PKK juga memiliki bekal kewirausahaan untuk mengelola keuangan serta mempromosikan produknya,” ucapnya.

Ia berharap adanya sinergi dari TP PKK Kudus, DKK Kudus, dan Disnaker dapat terus terjalin dengan baik. Sehingga dapat mengembangkan menu pencegahan stunting untuk balita.

”Selain itu juga bisa memunculkan wirausahawan baru,” imbuhnya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler