”Keinginan kami ada keadilan pendidikan baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sehingga kualitas pendidikan bisa merata,” terangnya.
”Pendidikan bukan hanya sekadar teori tetapi juga implementasi pembentukan karakter pada anak didik agar memiliki akhlak yang bagus,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah KH Tafsir menitipkan segudang pekerjaan rumah (PR) di bidang pendidikan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Ia menilai banyak permasalahan soal pendidikan yang belum selesai.
KH Tafsir menyampaikan, dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya bagus. Utamanya di bidang infrastruktur sekolah yang masih ada pekerjaan rumah.
”Masih ada ketimpangan sapras. Bisa terlihat dari adanya bangunan sekolah yang mewah namun ada juga bangunan sekolah yang infrastrukturnya belum memadai,” katanya, Senin (21/10/2024).
Di era saat ini, ia melihat masih banyak siswa yang harus menyeberangi sungai untuk dapat menuju ke sekolah. Belum lagi siswa yang harus menyeberangi jembatan seadanya untuk mencapai sekolah.
”Sarpras yang belum baik ini akan berdampak bagi kualitas pendidikan. Belum lagi permasalahan guru yang harus merangkap di berbagai sekolah. Khususnya di daerah terpencil,” sambungnya.
Dia menambahkan, permasalahan lainnya yang masih harus diperbaiki berkaitan dengan kurikulum. Ia menilai, kurikulum di sekolah harus mampu membentuk karakter anak menjadi pribadi yang baik.
”Untuk membangun bangsa tidak hanya membutuhkan generasi yang bisa bekerja saja, tetapi juga harus memiliki karakter guna membangun bangsa,” terangnya.
Tidak berhenti di situ, ia menilai ketersediaan anggaran 20 persen dari APBN untuk pendidikan juga harus dikawal. Hal itu dirasa penting karena dapat digunakan untuk alokasi bagi kesejahteraan guru.
”Bagaimana mau mengajar dengan maksimal kalau gurunya tidak sejahtera. Sehingga siswa tidak terlayani dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kudus Noor Muslikhan mengatakan, pihaknya ingin adanya pemerataan pendidikan yang adil. Sehingga anak didik memiliki hak pendidikan yang sama.
”Keinginan kami ada keadilan pendidikan baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta. Sehingga kualitas pendidikan bisa merata,” terangnya.
Selain itu, ia berharap pendidikan karakter untuk tetap dibina. Menurutnya, dunia pendidikan tak hanya sebatas untuk mengasah otak semata, melainkan juga untuk menentuk karakter.
”Pendidikan bukan hanya sekadar teori tetapi juga implementasi pembentukan karakter pada anak didik agar memiliki akhlak yang bagus,” imbuhnya.
Editor: Dani Agus