Pada level empat ini hanya ada 31 peserta yang lolos, termasuk dirinya. Namun, menuju lima besar dirinya belum beruntung.
”Pada tahun 2023 saya gagal masuk lima besar. Kemudian pada 2024 saya memulai lagi dari seleksi level 1 hingga empat dan berhasil lolos lima besar hingga akhirnya menyabet Duta Teknologi 2024,” terangnya.
Gelar Duta Teknologi 2024 akan disandangnya selama setahun ke depan hingga 2025 mendatang. Saat seleksi di 2024 itu ia mengangkat inovasi tentang pembelajaran Dimas Rajin yang merupakan akronim dari Diferensiasi Matematika Asik Relevan Aktif Jalin Kolaboratif Inovatif.
”Duta Teknologi ini bertujuan untuk menginspirasi teman guru untuk berinovasi memanfaatkan teknologi untuk memajukan pendidikan,” ujarnya.
Diferensiasi yakni memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Kemudian mengkonsep Matematika menjadi pelajaran yang mengasyikkan.
”Relevan yakni mendekatkan Matematika dengan kehidupan anak. Dalam hal ini saling berkolaborasi dengan temannya. Teman yang pandai mengajari yang belum bisa,” ungkapnya.
Jalin Kolaboratif yakni membuat kelompok. Dalam hal ini anak yang pandai mengajari yang belum paham. Sedangkan Inovatif yakni membuat game menggunakan aplikasi untuk kegiatan pembelajaran.
”Kami menggunakan aplikasi Quizizz, Kahoot, World Wall, dan Multimedia Pembelajaran Interaktif atau MPI. Aplikasi ini semacam media pembelajaran yang dikemas dengan menyenangkan tentang pembelajaran Matematika,” jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya merasa senang dengan penghargaan Duta Teknologi 2024 yang diembannya. Ia berharap ke depannya dapat menginspirasi para guru.
”Perasaan kami senang bisa jadi Duta Teknologi 2024. Ada tanggungjawab yang harus diemban karena ke depannya Duta Teknologi ini menjadi inspirasi bagi guru di Jateng,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Guru Matematika di SMP 5 Kudus, Jawa Tengah, Ilining Uswatuun Khasanah berhasil menyabet gelar Duta Teknologi 2024. Pencapaian itu dijalani lewat perjalanan yang panjang.
Ilining Uswatuun Khasanah menjadi guru Matematika di SMP 5 Kudus sejak Desember 2020 hingga sekarang. Keikutsertaan dirinya di ajang Duta Teknologi didorong oleh Kepala SMP 5 Kudus, Abdul Rochim.
Perjalanan panjang dilalui Ilining Uswatuun Khasanah untuk menyandang Duta Teknologi 2024 ini. Itu bermula dari kegiatan pembelajaran berbasis TIK yang diselenggarakan oleh Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang ditujukan untuk para guru yang berprestasi di bidang teknologi pendidikan.
”Kegiatan ini awalnya merupakan pembelajaran berbasis TIK yang diselenggarakan oleh BLPT Pusdatin. Sebenarnya acara tersebut sudah ada sejak 2018. Tetapi saya ikut yang pertama kali di 2023 dan yang kedua di 2024,” katanya saat ditemui di SMP 5 Kudus, Selasa (26/11/2024).
Pada 2023 dirinya terhenti di babak 30 besar. Ia gagal masuk lima besar. Padahal tahapan seleksi yang dilaluinya begitu banyak.
Di tahun 2023 itu ia mengawali tahapan tes mulai dari level 1 hingga level 4. Tiap-tiap level itu mewajibkan peserta agar membuat metode pembelajaran yang menarik bagi siswa.
”Level satu tahapan literasi. Kemudian level dua saya dan peserta yang lain diminta untuk mengimplementasikan pembelajaran di kelas. Di level tiga diminta membuat pembelajaran berbasis TIK. Sedangkan level empat merupakan kerja kelompok dan kami diminta membuat kurikulum pembelajaran,” sambungnya.
Pada level...
Pada level empat ini hanya ada 31 peserta yang lolos, termasuk dirinya. Namun, menuju lima besar dirinya belum beruntung.
”Pada tahun 2023 saya gagal masuk lima besar. Kemudian pada 2024 saya memulai lagi dari seleksi level 1 hingga empat dan berhasil lolos lima besar hingga akhirnya menyabet Duta Teknologi 2024,” terangnya.
Gelar Duta Teknologi 2024 akan disandangnya selama setahun ke depan hingga 2025 mendatang. Saat seleksi di 2024 itu ia mengangkat inovasi tentang pembelajaran Dimas Rajin yang merupakan akronim dari Diferensiasi Matematika Asik Relevan Aktif Jalin Kolaboratif Inovatif.
”Duta Teknologi ini bertujuan untuk menginspirasi teman guru untuk berinovasi memanfaatkan teknologi untuk memajukan pendidikan,” ujarnya.
Diferensiasi yakni memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Kemudian mengkonsep Matematika menjadi pelajaran yang mengasyikkan.
”Relevan yakni mendekatkan Matematika dengan kehidupan anak. Dalam hal ini saling berkolaborasi dengan temannya. Teman yang pandai mengajari yang belum bisa,” ungkapnya.
Jalin Kolaboratif yakni membuat kelompok. Dalam hal ini anak yang pandai mengajari yang belum paham. Sedangkan Inovatif yakni membuat game menggunakan aplikasi untuk kegiatan pembelajaran.
”Kami menggunakan aplikasi Quizizz, Kahoot, World Wall, dan Multimedia Pembelajaran Interaktif atau MPI. Aplikasi ini semacam media pembelajaran yang dikemas dengan menyenangkan tentang pembelajaran Matematika,” jelasnya.
Lebih lanjut, dirinya merasa senang dengan penghargaan Duta Teknologi 2024 yang diembannya. Ia berharap ke depannya dapat menginspirasi para guru.
”Perasaan kami senang bisa jadi Duta Teknologi 2024. Ada tanggungjawab yang harus diemban karena ke depannya Duta Teknologi ini menjadi inspirasi bagi guru di Jateng,” imbuhnya.
Editor: Budi Santoso