Ada Pria Tergeletak saat Kericuhan di Ngembal Kudus, Begini Kondisinya
Vega Ma'arijil Ula
Minggu, 1 Desember 2024 21:50:00
Murianews, Kudus – Beredar video yang mengambarkan peristiwa kericuhan terjadi di Jalan Lingkar Selatan, Desa Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah, Minggu (1/12/2024) malam.
Dalam video tersebut diperlihatkan kericuhan yang melibatkan cukup banyak orang. Mereka menyalakan petasan di tengah jalan dan mengarahkan ke arah permukiman warga.
Kericuhan tersebut diduga ada kaitannya dengan kelompok suporter sepak bola. Peristiwa kericuhan ini tergambarkan di berbagai video yang beredar di banyak platform media sosial dan paling banyak beredar di WhatsApp Group.
Suara sirine ambulans juga nampak berdenging dalam video tersebut. Di video lainnya, nampak pula seorang pria tergeletak di pinggir jalan. Tak berselang lama, tampak pria tersebut ditandu dan dibawa ke dalam ambulans.
Korban ini diperkirakan terkait dengan adanya peristiwa kericuhan di Lingkar Selatan Ngembal Kudus. Korban adalah seorang pria berinisial I.
Korban sudah dibawa ambulans dan dilarikan ke Rumah Sakit Aisyiyah Kudus. Kondisi korban dikabarkan cukup baik, namun mengalami luka-luka.
Kades Ngembal Kulon Moh Khanafi menjelaskan, ada satu warganya yang menjadi korban. Namun, ia tidak mengetahui secara pasti penyebabnya.
”Kalau penyebabnya apa saya kurang tahu. Tetapi dia (korban) warga Desa Ngembal Kulon dan sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Kondisinya baik tetapi mengalami luka-luka,” katanya, Minggu (1/12/2024) malam.
Pagar MI Bahrul Ulum...
Sementara itu, perihal kerusakan akibat kericuhan itu tidak ada yang signifikan. Informasi yang diketahuinya hanya tong sampah di gang pemukiman warga yang ditendang diduga oleh massa. Selain itu, pagar MI Bahrul Ulum yang mengalami sedikit kerusakan.
”Kerusakannya, ya tong sampah milik warga dan pintu gerbang MI Bahrul Ulum yang ditendang. Tetapi kerusakannya tidak signifikan. Tidak ada kaca rumah atau sekolah yang rusak,” sambungnya.
Ia mengimbau, agar kejadian semacam ini tidak terjadi. Terlebih sepengetahuannya, hal semacam ini sudah terjadi dua kali di lokasi yang sama.
”Sepak bola seharusnya mempersatukan. Jangan seperti ini, seingat saya ini sudah yang kedua kalinya di lokasi yang sama,” imbuhnya.
Editor: Dani Agus



