”Kasus DBD di Kudus saat sedang meningkat. Penyebabnya karena perubahan musim kemarau ke hujan. Daya tahan tubuh masyarakat menjadi menurun juga sehingga mudah terjangkit,” katanya, Senin (23/12/2024).
Ia menambahkan, ada beberapa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai. Di antaranya kondisi tubuh mengalami panas mencapai 39 derajat celcius, panas selama tiga hari, gangguan saluran pencernaan, dan muntah-muntah.
Murianews, Kudus – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di RS Sarkies Aisyiyah Kudus, Jawa Tengah mencapai 50 persen dari total pasien yang dirawat inap. Jumlah kasus DBD itu dirasa lumayan tinggi.
Direktur RS Sarkies Aisyiyah Kudus, dr Hendra Octavianto mengatakan, pada Minggu (22/12/2024) jumlah pasien yang dirawat di RS Sarkies Aisyiyah Kudus sebanyak 108 orang atau 99,91 persen dari total 115 tempat tidur yang tersedia. Dari jumlah itu sebanyak 50 persen terjangkit penyakit DBD.
”Saat ini memang sedang ada peningkatan kasus DBD,” katanya, Minggu (22/12/2024).
Ia menyampaikan, adanya kasus DBD yang dirawat di RS Sarkies Aisyiyah Kudus sudah ada sejak September 2024. Kemudian beranjak hingga Desember 2024 pasien dengan kasus DBD yang dirawat inap semakin meningkat.
”Saat ini sudah kami lakukan perawatan pasien DBD tersebut. Ada yang anak-anak hingga dewasa,” sambungnya.
Lebih lanjut, pihaknya menyarankan agar masyarakat menerapkan pola hidup bersih. Kegiatan tersebut sebagai bentuk pencegahan penyakit DBD.
”Menerapkan pola hidup bersih bisa diterapkan untuk mencegah DBD,” imbuhnya.
Imbauan DKK Kudus...
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah Nuryanto mengatakan, saat ini memang sedang musim DBD. Hal itu disebabkan karena adanya perubahan musim kemarau ke musim hujan.
”Kasus DBD di Kudus saat sedang meningkat. Penyebabnya karena perubahan musim kemarau ke hujan. Daya tahan tubuh masyarakat menjadi menurun juga sehingga mudah terjangkit,” katanya, Senin (23/12/2024).
Ia menambahkan, ada beberapa gejala demam berdarah yang harus diwaspadai. Di antaranya kondisi tubuh mengalami panas mencapai 39 derajat celcius, panas selama tiga hari, gangguan saluran pencernaan, dan muntah-muntah.
”Gejala lainnya itu nafsu makan berkurang,” imbuhnya.
Editor: Cholis Anwar
