Ketua MUI Kudus Ahmad Hamdani mengatakan, ulat sagu diharamkan untuk umat Islam. Sebab, ulat sagu masuk dalam golongan binatang yang menjijikkan.
Dengan menggunakan ulat sagu pada menu program MBG tentunya bisa menyebabkan gejolak di masyarakat. Pemerintah mestinya mempertimbangkan hukum tersebut.
”Kalau masyarakat muslim menganggap menu tersebut tidak sesuai dengan ajaran yang dianut maka akan menimbulkan gejolak,” sambungnya.
Pihaknya menyarankan agar Pemerintah berdiskusi lebih dulu dengan MUI, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah terkait penetapan menu MBG.
”Sebaiknya pemerintah konsultasi terlebih dahulu dengan kami. Sehingga nantinya bisa membuat kebijakan yang lebih tepat,” terangnya.
Murianews, Kudus – Belalang dan ulat sagu diwacanakan menjadi menu Makanan Bergizi Gratis atau MBG. Wacana itu mendapatkan respons dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kudus, Jawa Tengah.
Ketua MUI Kudus Ahmad Hamdani mengatakan, ulat sagu diharamkan untuk umat Islam. Sebab, ulat sagu masuk dalam golongan binatang yang menjijikkan.
”Ulama tidak memperbolehkan masyarakat yang muslim untuk mengonsumsi ulat sagu,” katanya, Jumat (7/2/2025).
Dengan menggunakan ulat sagu pada menu program MBG tentunya bisa menyebabkan gejolak di masyarakat. Pemerintah mestinya mempertimbangkan hukum tersebut.
”Kalau masyarakat muslim menganggap menu tersebut tidak sesuai dengan ajaran yang dianut maka akan menimbulkan gejolak,” sambungnya.
Pihaknya menyarankan agar Pemerintah berdiskusi lebih dulu dengan MUI, Nahdlatul Ulama, dan Muhammadiyah terkait penetapan menu MBG.
”Sebaiknya pemerintah konsultasi terlebih dahulu dengan kami. Sehingga nantinya bisa membuat kebijakan yang lebih tepat,” terangnya.
Hukum Makan Belalang...
Sementara pada belalang, Hamdani menjelaskan hewan yang masuk kategori serangga lompat itu halal untuk dikonsumsi umat Islam. Itu sudah dijelaskan dalam hadis.
Meski begitu, ia menyarankan agar menu MBG yang diberikan kepada siswa benar-benar yang disukai mereka. Harapannya agar makanan yang disajikan tidak mubazir.
Lebih lanjut, ia berharap agar MBG dapat terdistribusikan secara merata, sehingga siswa benar-benar mendapatkan makanan bergizi secara merata.
”Harapan kami program MBG ini bisa merata di seluruh sekolah karena saya melihatnya saat ini di madrasah belum mendapatkan program ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Jawa Tengah, Anggun Nugroho mengatakan saat ini program MBG baru berjalan di kawasan Kecamatan Mejobo.
Pihaknya belum mendapatkan kabar terbaru dari lanjutan program MBG tersebut.
”Saat ini masih berjalan di Kecamatan Mejobo. Untuk daerah lain di Kabupaten Kudus belum ada kabar lanjutan dari pihak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, red),” imbuhnya.
Editor: Zulkifli Fahmi