”Itu tanda bakti anak kepada orang tua, terutama ibu. Semua ibu pasti ingin anaknya memiliki wawasan agama yang bagus. Nanti kalau sudah selesai, tetap diingat ilmunya dan cium tangan ibu. Sampaikan 'Bu, saya sudah lulus pesantren Ramadan,” terang Samani.
Setelah mondok, siswa diminta untuk menjadi santri yang memegang syariat agama dimanapun berada. Namun, tetapi menghargai pemeluk agama lain.
”Setelah nyantri di sini, tetap jaga kondusifitas dan jaga toleransi dengan pemeluk agama lain,” ujarnya.
Senada, Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton menjelaskan kegiatan ini menjadi pelopor bagi sekolah lain. Menurutnya, di era digitalisasi ini pelajaran agama sangat penting. Sebab dapat membentengi diri dari pengaruh buruk.
”Semoga adik-adik tetap teguh memegang prinsip agama Islam,” imbuhnya.
Sementara itu, KH Ahmad Asnawi menyampaikan terima kasih atas kedatangan Bupati Samani dan Wakil Bupati ke Pondok Pesantren Darun Na'im. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menjelaskan pesantren membutuhkan mobil untuk antar jemput santri. Keinginan tersebut langsung disanggupi oleh Bupati Kudus dan Wakil Bupati Kudus.
”Alhamdulillah, terima kasih untuk pak bupati dan ibu wakil bupati. Semoga nantinya mobil tersebut dapat membawa manfaat bagi santri,” ucapnya.
Murianews, Kudus – Bupati Kudus, Jawa Tengah, Samani Intakoris mengapresiasi langkah pihak SMP 2 Kaliwungu yang memberikan kesempatan anak didiknya untuk mondok di Ponpes Darun Na'im, Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus pada Selasa (11/3/2025). Samani meminta sekolah lain melakukan agenda serupa.
Samani menjelaskan terobosan kepala sekolah dan guru SMP 2 Kaliwungu yang mengajak siswa-siswi mondok selama 3 hari di Pondok Pesantren Darun Na'im bisa jadi percontohan. Ia mengajak sekolah lain melakukan hal serupa.
”Bagus sekali ya programnya. Saya sudah bilang ke Kepala Disdikpora, SD dan SMP, dan nanti SMA melalui pemprov, juga melaksanakan pesantren Ramadan di pondok pesantren sekitar sekolah," katanya, Selasa (11/3/2025).
Samani menjelaskan pelaksanaan pesantren Ramadan menambah bekal pengetahuan agama bagi siswa. Terutama siswa sekolah negeri yang pelajaran agamanya tak sebanyak di madrasah atau sekolah Islam. Selain itu, hal tersebut diharapkan siswa makin semangat belajar agama karena lingkungan yang mendukung.
”Pesantren Ramadan bisa menjadi bekal kehidupan terutama bagi siswa sekolah negeri. Bisa jadi tambahan pendidikan agama sekaligus lingkungannya yang bagus,” sambungnya.
Lebih lanjut, Samani menyampaikan agar siswa berbakti kepada orang tua terutama ibu. Siswa diminta belajar sebaik-baiknya selama tiga hari.
Setelah selesai, pihaknya mengingatkan para siswa untuk mencium tangan ibu. Sebagai tanda bakti dan menyampaikan kalau belajar di pesantren Ramadannya sudah lulus.
Tanda Bakti...
”Itu tanda bakti anak kepada orang tua, terutama ibu. Semua ibu pasti ingin anaknya memiliki wawasan agama yang bagus. Nanti kalau sudah selesai, tetap diingat ilmunya dan cium tangan ibu. Sampaikan 'Bu, saya sudah lulus pesantren Ramadan,” terang Samani.
Setelah mondok, siswa diminta untuk menjadi santri yang memegang syariat agama dimanapun berada. Namun, tetapi menghargai pemeluk agama lain.
”Setelah nyantri di sini, tetap jaga kondusifitas dan jaga toleransi dengan pemeluk agama lain,” ujarnya.
Senada, Wakil Bupati Kudus Bellinda Birton menjelaskan kegiatan ini menjadi pelopor bagi sekolah lain. Menurutnya, di era digitalisasi ini pelajaran agama sangat penting. Sebab dapat membentengi diri dari pengaruh buruk.
”Semoga adik-adik tetap teguh memegang prinsip agama Islam,” imbuhnya.
Sementara itu, KH Ahmad Asnawi menyampaikan terima kasih atas kedatangan Bupati Samani dan Wakil Bupati ke Pondok Pesantren Darun Na'im. Dalam kesempatan tersebut, pihaknya menjelaskan pesantren membutuhkan mobil untuk antar jemput santri. Keinginan tersebut langsung disanggupi oleh Bupati Kudus dan Wakil Bupati Kudus.
”Alhamdulillah, terima kasih untuk pak bupati dan ibu wakil bupati. Semoga nantinya mobil tersebut dapat membawa manfaat bagi santri,” ucapnya.
Editor: Budi Santoso