Meski pihak Bank Indonesia memberikan kuota maksimal Rp 4,3 juta per orang untuk penukaran uang baru, Wati memilih hanya menukar Rp 2,5 juta. Dirinya tak menggunakan kuota maksimal lantaran tidak membutuhkan beberapa uang dalam pecahan lain.
”Kuota Rp 4,3 juta itu kan ada pecahan Rp 2 ribuan. Sedangkan saya tidak menukar pecahan Rp 2 ribu. Melainkan hanya butuh Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Jateng Kudus, Risdiyanto mengatakan, pihaknya dari Bank Jateng Kudus mengatakan, sebenarnya tidak ada kesulitan terkait penukaran uang baru. Ia menjelaskan, kesulitan yang dialami masyarakat lantaran kuota jumlah penukar uang baru sudah terpenuhi.
”Prosedur harus online itu sebenarnya agar lebih merata saja. Karena kan penukarnya harus by KTP bukan per orang seperti dulu yang tanpa ada batasan nominal penukaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, terkait nominal Rp 4,3 juta uang baru itu mencakup pecahan Rp 1 ribu sebanyak 100 lembar atau setara nominal Rp 100 ribu. Kemudian ada pecahan Rp 2 ribu sebanyak 100 lembar atau setara nominal 200 ribu. Selain itu juga ada pecahan Rp 5 ribu sebanyak 200 lembar atau setara nominal Rp 1 juta.
Selain itu ada ketentuan lainnya yakni pecahan nominal Rp 10 ribu sebanyak 100 lembar atau setara Rp 1 juta. Selanjutnya, untuk pecahan Rp 20 ribu sebanyak 25 lembar atau setara nominal Rp 500 ribu. Sedangkan pecahan Rp 50 ribu sebanyak 30 lembar atau setara nominal Rp 1,5 juta.
”Dibuat aturan sedemikian dari Bank Indonesia agar pecahan uang baru yang didapatkan oleh masyarakat lebih merata,” terangnya.
Murianews, Kudus – Warga Desa Klaling, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah bernama Wati Lulutika mengaku kesulitan mendaftar online untuk menukar uang baru. Ia menyebut server ngadat sehingga menghambat pendaftaran untuk tukar uang.
Wati menjelaskan, dirinya mendaftar untuk penukaran uang baru di website PINTAR di laman https://pintar.bi.go.id. Namun, dirinya sering terkendala server yang lemot.
”Menurut saya penukaran uang tahun ini lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk masuk mendaftar di webnya sulit. Servernya sering error,” katanya, Rabu (19/3/2025).
Meski pada akhirnya dirinya dapat mengakses laman tersebut, pihaknya berharap ada pembenahan. Sehingga masyarakat dapat termudahkan ketika hendak mendaftar untuk menukar uang baru.
”Kalau bisa sih webnya diperbaiki supaya tidak sering error. Karena yang mengakses kan banyak ya. Jadinya rebutan untuk masuk ke web tersebut,” sambungnya.
Lebih lanjut, dirinya menukar berbagai pecahan uang baru untuk kebutuhan lebaran. Uang itu meliputi pecahan Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, dan Rp 20 ribu.
”Saya nukar uang untuk diberikan ke keponakan,” terangnya.
Kuota Maksimal...
Meski pihak Bank Indonesia memberikan kuota maksimal Rp 4,3 juta per orang untuk penukaran uang baru, Wati memilih hanya menukar Rp 2,5 juta. Dirinya tak menggunakan kuota maksimal lantaran tidak membutuhkan beberapa uang dalam pecahan lain.
”Kuota Rp 4,3 juta itu kan ada pecahan Rp 2 ribuan. Sedangkan saya tidak menukar pecahan Rp 2 ribu. Melainkan hanya butuh Rp 5 ribu, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu,” ujarnya.
Sementara itu, Pemimpin Cabang Bank Jateng Kudus, Risdiyanto mengatakan, pihaknya dari Bank Jateng Kudus mengatakan, sebenarnya tidak ada kesulitan terkait penukaran uang baru. Ia menjelaskan, kesulitan yang dialami masyarakat lantaran kuota jumlah penukar uang baru sudah terpenuhi.
”Prosedur harus online itu sebenarnya agar lebih merata saja. Karena kan penukarnya harus by KTP bukan per orang seperti dulu yang tanpa ada batasan nominal penukaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, terkait nominal Rp 4,3 juta uang baru itu mencakup pecahan Rp 1 ribu sebanyak 100 lembar atau setara nominal Rp 100 ribu. Kemudian ada pecahan Rp 2 ribu sebanyak 100 lembar atau setara nominal 200 ribu. Selain itu juga ada pecahan Rp 5 ribu sebanyak 200 lembar atau setara nominal Rp 1 juta.
Selain itu ada ketentuan lainnya yakni pecahan nominal Rp 10 ribu sebanyak 100 lembar atau setara Rp 1 juta. Selanjutnya, untuk pecahan Rp 20 ribu sebanyak 25 lembar atau setara nominal Rp 500 ribu. Sedangkan pecahan Rp 50 ribu sebanyak 30 lembar atau setara nominal Rp 1,5 juta.
”Dibuat aturan sedemikian dari Bank Indonesia agar pecahan uang baru yang didapatkan oleh masyarakat lebih merata,” terangnya.
Editor: Budi Santoso