Ia juga menambahkan jika pengadaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kudus, dana yang tersedia dipastikan tidak akan mencukupi, mengingat jumlah sekolah di Kudus yang sangat banyak.
Sementara itu, untuk SMP Negeri terdapat 27 sekolah dan 27 SMP swasta. Dengan jumlah sekolah yang sedemikian besar, pengadaan Smart TV secara merata tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Meski demikian, Anggun menyambut baik apabila nantinya bantuan Smart TV benar-benar terealisasi di Kabupaten Kudus. Menurutnya, Smart TV merupakan bagian penting dalam pengenalan teknologi dan inovasi pembelajaran digital di lingkungan sekolah.
”Untuk sekolah yang belum memiliki Smart TV, kami terus berupaya. Beberapa waktu lalu kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi serta kementerian terkait perihal Smart TV ini,” sambungnya.
Anggun menegaskan bahwa pembelajaran di era modern ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi digital. Kemajuan teknologi diyakini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran.
”Semakin ke sini pembelajaran memang semakin mengadopsi teknologi digital. Teknologi yang maju juga memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan pembelajaran,” pungkasnya.
Murianews, Kudus – Harapan sekolah-sekolah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, untuk merasakan sentuhan teknologi canggih dalam proses belajar-mengajar tampaknya belum sepenuhnya terwujud.
Janji penyediaan Smart TV yang digaungkan oleh Presiden terpilih, Prabowo Subianto, rupanya belum merata dan bahkan belum diterima oleh sebagian besar sekolah di Kota Kretek ini.
Seperti diketahui, Prabowo memiliki rencana mulia untuk mendistribusikan Smart TV ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia.
Tujuannya untuk mempermudah para guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada para siswa, menjadikan proses belajar lebih interaktif dan menarik. Namun, kenyataan di lapangan berbicara lain.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kudus, Anggun Nugroho, mengungkapkan saat ini belum semua sekolah di Kudus memiliki Smart TV.
Bahkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), ketersediaan perangkat pintar ini masih sangat terbatas pada beberapa sekolah tertentu saja. Bantuan Smart TV yang dijanjikan Prabowo Subianto pun hingga kini belum ada kabarnya.
”Selama ini baru beberapa sekolah saja yang punya seperti SMP 1 Kudus, SMP 2 Kudus, SMP 5 Kudus, SD 1 Barongan, SD Aisyiyah Multilingual Darussalam Kudus dan beberapa sekolah lainnya,” ungkap Anggun kepada Murianews.com, Sabtu (12/4/2025).
Anggun menjelaskan pengadaan Smart TV secara mandiri dalam skala besar bukanlah perkara mudah bagi sebagian besar sekolah. Harga Smart TV yang relatif mahal menjadi kendala utama.
Tak Dibebankan APBD...
Ia juga menambahkan jika pengadaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kudus, dana yang tersedia dipastikan tidak akan mencukupi, mengingat jumlah sekolah di Kudus yang sangat banyak.
Data yang dihimpun Murianews.com mencatat, Kabupaten Kudus memiliki 397 SD negeri dan 28 SD swasta. Jika digabungkan dengan sekolah swasta, jumlahnya mencapai 425 sekolah.
Sementara itu, untuk SMP Negeri terdapat 27 sekolah dan 27 SMP swasta. Dengan jumlah sekolah yang sedemikian besar, pengadaan Smart TV secara merata tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Meski demikian, Anggun menyambut baik apabila nantinya bantuan Smart TV benar-benar terealisasi di Kabupaten Kudus. Menurutnya, Smart TV merupakan bagian penting dalam pengenalan teknologi dan inovasi pembelajaran digital di lingkungan sekolah.
”Untuk sekolah yang belum memiliki Smart TV, kami terus berupaya. Beberapa waktu lalu kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak provinsi serta kementerian terkait perihal Smart TV ini,” sambungnya.
Anggun menegaskan bahwa pembelajaran di era modern ini tidak dapat dipisahkan dari teknologi digital. Kemajuan teknologi diyakini akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kualitas pembelajaran.
”Semakin ke sini pembelajaran memang semakin mengadopsi teknologi digital. Teknologi yang maju juga memberikan dampak yang besar terhadap kemajuan pembelajaran,” pungkasnya.
Editor: Supriyadi