”Musim pancaroba berpengaruh dengan banyaknya kasus chikungunya. Gejalanya berupa panas, demam dan nyeri sendi,” ujarnya.
Meski jarang menyebabkan kematian, menurut dr Ahmad Syaifuddin penyakit chikungunya tidak boleh diremehkan. Dirinya mengimbau agar masyarakat waspada dan periksa apabila ada gejala.
”Sebaiknya periksa apabila ada gejala demam tinggi dan nyeri otot,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Penyakit chikungunya di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah merebak. Total ada 36 kasus sepanjang kurun waktu Januari 2025 hingga awal April 2025.
Data yang dihimpun Murianews.com, penyakit chikungunya di Kabupaten Kudus yakni pada Januari 2025 nol kasus. Kemudian pada Februari juga nol kasus. Lalu, pada Maret 2025 ada 24 kasus. Sedangkan bulan April, per hari ini, Rabu (16/4/2025) ada 12 kasus.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto mengatakan, chikungunya disebabkan oleh penyakit nyamuk Aedes Albo Pictus. Penyebab chikungunya yakni gigitan nyamuk Aedes Albo Pictus.
”Gigitan nyamuk menginfeksi seseorang sehingga terpapar chikungunya,” katanya, Rabu (16/4/2025).
Ia menambahkan, gejala yang ditimbulkan yakni berupa demam serta nyeri sendi dan otot. Sdangkan penyebab chikungunya karena lingkungan yang kurang bersih. Selain itu juga daya tahan tubuh yang menurun.
”Penyebabnya hampir sama dengan demam berdarah. Ya dikarenakan lingkungan yang tidak bersih. Selain itu ditambah dengan daya tahan tubuh yang menurun,” sambungnya.
Lebih lanjut, dirinya mengimbau agar masyarakat melaksanakan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), berobat ke puskesmas apabila merasa demam dan nyeri otot, serta menjaga kebersihan lingkungan.
”Olahraga rutin minimal 30 menit, kemudian upayakan makan bergizi dan mengonsumsi suplemen,” terangnya.
Cuaca Pancaroba...
Sementara itu, Direktur RSI Sunan Kudus dr Ahmad Syaifuddin menyampaikan maraknya chikungunya tidak lepas dari cuaca saat ini yang masuk pancaroba. Cuaca kemarau dan hujan membuat nyamuk chikungunya berkembang biak.
”Musim pancaroba berpengaruh dengan banyaknya kasus chikungunya. Gejalanya berupa panas, demam dan nyeri sendi,” ujarnya.
Meski jarang menyebabkan kematian, menurut dr Ahmad Syaifuddin penyakit chikungunya tidak boleh diremehkan. Dirinya mengimbau agar masyarakat waspada dan periksa apabila ada gejala.
”Sebaiknya periksa apabila ada gejala demam tinggi dan nyeri otot,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi