Namun, adanya pemberitahuan dari pemerintah Arab Saudi membuat susunan kloter jemaah haji di Kabupaten Kudus berubah. Bahkan hal semacam ini juga terjadi di kabupaten lain.
”Pemerintah Arab Saudi memberitahukan kalau satu kloter harus satu syarikah. Syarikah itu semacam PT yang menangani pemondokan, transportasi, konsumsi dan lainnya bagi jemaah haji,” katanya, Rabu (14/5/2025).
Ia menambahkan, akibat adanya satu kloter satu syarikah itulah yang membuat susunan kloter jemaah mengalami perubahan.
Suhadi menyontohkan, perubahan terjadi beberapa waktu lalu pada kloter 50. Sebanyak 62 jemaah dari kloter 50 digeser ke kloter 46.
Kemudian, dalam hitungan jam terjadi pergeseran kembali. Sembilan jemaah dari kloter 47 digeser ke kloter 46. Pergeseran dilakukan untuk memenuhi open seat.
”Ibadah haji itu mengelola banyak orang. Antisipasi-antisipasi terus kami lakukan,” terangnya.
Murianews, Kudus – Pergeseran kelompok terbang (kloter) terhadap jemaah haji Kabupaten Kudus, Jawa Tengah terjadi beberapa hari ini.
Kepala Kantor Kemenag Kudus Suhadi menyampaikan, sebenarnya pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menyusun rapi kloter jemaah ibadah haji.
Namun, adanya pemberitahuan dari pemerintah Arab Saudi membuat susunan kloter jemaah haji di Kabupaten Kudus berubah. Bahkan hal semacam ini juga terjadi di kabupaten lain.
”Pemerintah Arab Saudi memberitahukan kalau satu kloter harus satu syarikah. Syarikah itu semacam PT yang menangani pemondokan, transportasi, konsumsi dan lainnya bagi jemaah haji,” katanya, Rabu (14/5/2025).
Ia menambahkan, akibat adanya satu kloter satu syarikah itulah yang membuat susunan kloter jemaah mengalami perubahan.
Suhadi menyontohkan, perubahan terjadi beberapa waktu lalu pada kloter 50. Sebanyak 62 jemaah dari kloter 50 digeser ke kloter 46.
Kemudian, dalam hitungan jam terjadi pergeseran kembali. Sembilan jemaah dari kloter 47 digeser ke kloter 46. Pergeseran dilakukan untuk memenuhi open seat.
”Ibadah haji itu mengelola banyak orang. Antisipasi-antisipasi terus kami lakukan,” terangnya.
Pergeseran Kloter Hal yang Dinamis...
Suhadi menyampaikan, kekosongan yang sudah diisi jemaah hingga kemudian kembali terjadi open seat merupakan hal yang wajar. Ia menyampaikan pergeseran kloter merupakan hal yang dinamis.
”Kabar hari ini sembilan jemaah dari kloter 49 masuk ke kloter 47,” ujarnya.
Sekretaris Panitia Pendalaman Pemberangkatan dan Pemulangan Haji (P4H) JHK-IPHI Kabupaten Kudus Alex Fahmi menambahkan, penyebab pergeseran kloter dikarenakan pihak Arab Saudi meminta agar satu kloter diisi satu syarikah.
Dalam hal ini satu pesawat harus terisi 353 jemaah ditambah 3 Petugas Haji Daerah (PHD).
”Jumlah 353 jemaah harus terisi penuh berdasarkan syarikah dari pemerintah Arab Saudi. Syarikah itu ibaratnya event organizer yang mengurus penginapan, konsumsi, dan lainnya. Supaya mudah satu syarikah satu kloter,” terangnya.
Ia menjelaskan, selain aturan satu kloter harus satu syarikah, hal-hal lain yang biasanya menyebabkan pergeseran kloter yakni jemaah mengalami sakit dan meninggal. Aturan dari pemerintah Arab Saudi itulah yang harus diikuti.
”Diambil sisi positifnya saja karena kalau dalam satu kloter beda syarikah atau ada lebih dari satu syarikah biasanya justru berdampak pada jemaahnya. Karena fasilitas penginapan makan dan lainnya ketika berbeda syarikah biasanya berbeda fasilitas dan lokasi,” imbuhnya.
Editor: Dani Agus