SD 3 Jati Wetan Kudus Kekurangan Murid, Lulusan Hanya Delapan Siswa
Vega Ma'arijil Ula
Selasa, 1 Juli 2025 16:49:00
Murianews, Kudus – SD 3 Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menghadapi tantangan serius berupa minimnya jumlah murid. Pada tahun ajaran ini saja, pihak sekolah hanya meluluskan delapan siswa.
Kepala SD 3 Jati Wetan, Sugiyantoro mengatakan, tren kekurangan murid ini sudah berlangsung selama enam tahun terakhir. Setiap tahun, rata-rata siswa yang lulus memang hanya berkisar delapan siswa.
”Siswa yang lulus tahun ini hanya delapan siswa. Setiap tahunnya rata-rata memang segitu jumlahnya,” katanya, Selasa (1/7/2025).
Minimnya siswa yang bersekolah di SD 3 Jati Wetan disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah rendahnya angka kelahiran warga di sekitar lingkungan sekolah.
Faktor lain yang signifikan adalah preferensi orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) karena adanya materi agama yang lebih lengkap.
”Ada juga yang menyekolahkan anaknya dekat dengan tempat orangtuanya bekerja,” sambung Sugiyantoro.
Saat ini, SD 3 Jati Wetan memiliki total 52 siswa yang tersebar di enam kelas. Mereka berasal dari Dukuh Gendok, Dukuh Barisan, dan Dukuh Tanggulangin, yang semuanya berada di Desa Jati Wetan.
Pendaftaran SPMB...
Dalam pendaftaran Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) offline per hari ini, baru tiga siswa yang mendaftar. Pihak sekolah masih membuka pendaftaran hingga 14 Juli 2025, yang bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru.
”Baru ada tiga yang mendaftar. Daya tampung yang tersedia rencananya 28 siswa untuk satu kelas. Kami masih menunggu sampai 14 Juli 2025,” terang Sugiyantoro.
Kekurangan siswa ternyata tidak hanya dialami oleh SD 3 Jati Wetan. Fenomena serupa juga terjadi di SD 1 Wates, Kecamatan Undaan, dan SD 2 Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo.
Kepala SD 1 Wates, Arif Wijayanto, menyampaikan bahwa tahun lalu sekolahnya hanya mendapatkan dua siswa baru. Meskipun demikian, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan normal.
”Pada tahun lalu saat masih bernama PPDB, kami hanya mendapatkan dua siswa. Tetapi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan,” ujarnya.
Senada, Plt Kepala SD 2 Bulungcangkring, Sutipah, juga mengungkapkan bahwa pada tahun lalu sekolahnya hanya menerima dua siswa baru.
Menanggapi permasalahan ini, Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho, membenarkan kekurangan murid memang terjadi di beberapa sekolah jenjang SD di Kabupaten Kudus. Faktor penyebabnya juga sama dengan yang disebutkan sebelumnya.
”Ada berbagai hal yang mendasari kekurangan murid. Masyarakat saat ini memang lebih senang menyekolahkan putra-putrinya ke MI, karena ada materi agama yang lebih lengkap. Kemudian faktor kelahiran warga di sekitar sekolah juga mempengaruhi,” ungkap Anggun.



