Lebih lanjut, pihaknya terus berupaya untuk mendorong adanya deteksi dini melalui skrining terkait HIV/AIDS.
”Sebaiknya penderita rutin melakukan terapi pengobatan (ARV). Hal yang perlu diketahui, HIV bukankah akhir dari semuanya, karena sudah ada obatnya apabila bisa terdeteksi sejak dini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah, dr Andini Aridewi menyampaikan perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk melakukan pencegahan HIV-AIDS. Sehingga dapat mengurangi kasusnya.
”Kami memberikan pendampingan untuk akses pengobatan. Selain itu juga melakukan edukasi pencegahan dan penularan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Murianews, Kudus – Jumlah kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ada 81 kasus tahun ini. Enam di antaranya meninggal tahun ini.
Data yang dihimpun Murianews.com, pada kurun waktu Januari 2025 hingga Juni 2025 ada temuan 81 kasus HIV/AIDS. Jumlah 81 kasus itu terdiri dari 61 laki-laki dan 20 perempuan.
Dari 81 kasus itu sebanyak enam di antaranya dinyatakan meninggal. Enam orang yang meninggal itu dikarenakan sudah pada tahapan AIDS.
Manajer Kasus HIV-Aids pada Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kudus, Eni Mardiyanti menyampaikan enam kasus yang meninggal itu hasil temuan positif HIV di tahun 2025. Dari enam itu terdiri dari lima laki-laki dan satu perempuan.
”Enam kasus meninggal itu empat di antaranya karena Lelaki Seks dengan Lelaki dan satu orang merupakan pembeli seks. Kemudian satu orang lainnya terinfeksi dari suaminya,” katanya, Jumat (11/7/2025).
Eni menyampaikan, penyebab enam orang meninggal itu dikarenakan tidak melakukan pengobatan. Ia menyampaikan, sebaiknya pasien harus rutin mengonsumsi Antiretroviral (ARV). Sehingga penderita tetap terjaga kesehatannya.
Menurut Eni, enggannya penderita untuk menjalani pengobatan menjadi salah satu penyebab utama kematian yang terjadi di Kudus.
Padahal, apabila rutin mengonsumsi antiretroviral (ARV), penderita HIV bisa tetap sehat serta berdaya dalam menjalani kehidupan secara produktif.
Deteksi Dini...
Lebih lanjut, pihaknya terus berupaya untuk mendorong adanya deteksi dini melalui skrining terkait HIV/AIDS.
Selain itu juga mengimbau masyarakat untuk tidak takut lakukan pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV ke fasilitas kesehatan.
”Sebaiknya penderita rutin melakukan terapi pengobatan (ARV). Hal yang perlu diketahui, HIV bukankah akhir dari semuanya, karena sudah ada obatnya apabila bisa terdeteksi sejak dini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Jawa Tengah, dr Andini Aridewi menyampaikan perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk melakukan pencegahan HIV-AIDS. Sehingga dapat mengurangi kasusnya.
”Kami memberikan pendampingan untuk akses pengobatan. Selain itu juga melakukan edukasi pencegahan dan penularan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Editor: Supriyadi
