”Sebelumnya kami sudah mencatat rekor MURI di Alun-alun Simpang Tujuh sebanyak 1.405 penari saat Februari 2025. Pada hari ini berhasil ditumbangkan dengan pagelaran Tari Kretek sebanyak 1.700 peserta,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Ia tidak menilai secara kualitas. Hanya mempertimbangkan kuantitas jumlah peserta yang begitu banyak. Di lain sisi, ia mempertimbangkan semangat anak-anak yang sudah belajar menari dengan penuh semangat.
”Pada bulan Juli ada usulan MURI, kemudian pada bulan Agustus dilaksanakan. Semangat anak-anak juga harus dihargai untuk belajar Tari Kretek selama sebulan,” sambungnya.
Pertimbangan lain pemberian piagam Rekor MURI itu yakni berupa rekor yang sifatnya kearifan lokal. Dalam hal ini yakni mengangkat budaya asli Kudus.
”Karena bangsa yang besar yakni yang mau menghargai dan menjunjung tinggi budaya bangsanya sendiri. Tarian Kretek ini sebagai bagian budaya sehingga harus diapresiasi,” terangnya.
Murianews, Kudus – Tari Kretek kolosal yang diikuti 1.700 penari kretek di Kudus sukses memecahkan rekor MURI saat penutupan Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) reguler ke-125 di Desa Kandangmas, Kecamatan Dawe, Kamis (21/8/2025).
Tari Kretek tersebut diikuti siswa dari berbagai sekolah. Yakni SMP 2 Kudus sebanyak 80 orang, SMP 1 Jekulo sebanyak 200 orang, SMP 2 Jekulo sebanyak 750 orang, dan SMP 2 Dawe sebanyak 730 orang.
Secara keseluruhan jumlah penari 1.760 orang, namun untuk memudahkan, pada piagam tertulis 1.700 orang.
Dandim 0722 Kudus Letkol Inf Hermawan Setya Budi mengatakan, tarian kretek dipersembahkan sebagai bentuk memperkenalkan budaya kepada masyarakat. Pemecahan rekor MURI tarian kretek ini juga diharapkan dapat memperkenalkan tari kretek ke kancah nasional dan internasional.
”Kami angkat tarian kretek sebagai budaya lokal Kudus agar masyarakat luas tahu. Keinginan kami tarian kretek ini dapat dikenal di level nasional maupun internasional,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Kepala MURI Semarang Ari Andriani sebagai perwakilan MURI menyampaikan pemberian rekor MURI itu berjudul Pagelaran Tari Kretek oleh Peserta Terbanyak 1.700 Peserta.
Rekor MURI itu tertanggal di Jakarta, 21 Agustus 2025. Piagam rekor MURI itu ditandatangani oleh Ketua Umum Museum Rekor Dunia Indonesia, Jaya Suprana dan diberikan kepada Panglima Komando Daerah Militer IV/Diponegoro Mayjen TNI Achiruddin.
Ari Andriani menyampaikan, pemberian rekor MURI ini berawal dari inisiatif dari Dandim 0722 Kudus, Jawa Tengah, Letkol Inf Hermawan Setya Budi yang mengusulkan pemecahan rekor MURI Pagelaran Tari Kretek.
Pecahkan muri sebelumnya...
”Sebelumnya kami sudah mencatat rekor MURI di Alun-alun Simpang Tujuh sebanyak 1.405 penari saat Februari 2025. Pada hari ini berhasil ditumbangkan dengan pagelaran Tari Kretek sebanyak 1.700 peserta,” katanya, Kamis (21/8/2025).
Ia tidak menilai secara kualitas. Hanya mempertimbangkan kuantitas jumlah peserta yang begitu banyak. Di lain sisi, ia mempertimbangkan semangat anak-anak yang sudah belajar menari dengan penuh semangat.
”Pada bulan Juli ada usulan MURI, kemudian pada bulan Agustus dilaksanakan. Semangat anak-anak juga harus dihargai untuk belajar Tari Kretek selama sebulan,” sambungnya.
Pertimbangan lain pemberian piagam Rekor MURI itu yakni berupa rekor yang sifatnya kearifan lokal. Dalam hal ini yakni mengangkat budaya asli Kudus.
”Karena bangsa yang besar yakni yang mau menghargai dan menjunjung tinggi budaya bangsanya sendiri. Tarian Kretek ini sebagai bagian budaya sehingga harus diapresiasi,” terangnya.