Kamis, 20 November 2025

Tak lupa, ia berterima kasih kepada Yayasan Dharma Bakti Lestari dan Leva Foundation yang telah menggagas serta memberikan pelatihan ini. Menurutnya, di era IT dan AI seperti sekarang semua pihak harus belajar. 

”Mau tidak mau, semua harus belajar. Kalau tidak akan akan tertinggal,” sambungnya. 

Pihaknya berharap para guru bisa menjadi pionir pembelajaran digital yang kreatif dan inspiratif. Sehingga lahir generasi muda Kudus dan sekitarnya yang unggul, adaptif, dan siap bersaing di era transformasi digital global.

”Harapan kami guru bisa menjadi contoh pembelajaran digital yang kreatif dan inspiratif,” imbuhnya. 

Sebagai penjelasan, pelatihan ini mengusung pendekatan integrasi computational thinking dan unplugged coding. Yakni dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah diterapkan. 

Guru diajak memahami logika berpikir pemrograman tanpa harus bergantung pada komputer. Peralatan yang digunakan yakni berupa handphone dan seperangkat alat pendukung praktis.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Sukma, Ahmad Baidhowi AR, menjelaskan metode Tangible Coding ini telah digunakan di lebih dari 22 negara. Kabupaten Kudus menjadi kota kedua di Indonesia setelah Palu yang mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan ini. 

”Kami sudah menyiapkan modul yang bisa digunakan untuk siswa SD hingga SMA. Bahasa yang dipakai sangat dasar, bahkan berbentuk puzzle agar anak-anak lebih fun,” ujarnya. 

Skill Coding…

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler