Pelaksana tugas Kepala SD 2 Bae Kudus, Zubaedi, menuturkan kerusakan ruang kelas sudah terjadi sejak awal tahun. Ruang kelas 4 bahkan dikosongkan sejak Maret.
”Sebanyak 20 siswa harus belajar di perpustakaan. Kalau hujan deras, beberapa kegiatan kami alihkan ke musala agar lebih aman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan pemerintah memiliki dua skema untuk menangani sekolah rusak. Yakni melalui skema rehabilitasi dan perawatan rutin.
”Ada rehabilitasi kerusakan berat. Sedangkan perawatan rutin untuk perbaikan ringan hingga sedang yang sifatnya mendesak. Skema ini untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti yang dialami SD 2 Bae,” ungkapnya.
Murianews, Kudus – Wakil Bupati atau Wabup Kudus, Jawa Tengah, Bellinda Putri Sabrina Birton meninjau atap ruang kelas di SD 2 Bae, pada Rabu (8/10/2025). Atap ruang yang jebol itu membuat siswa harus belajar di musala.
Pengecekan itu berkaitan dengan kekhawatiran menjelang musim hujan. Terlebih kondisi atap ruang kelas SD 2 Bae mengalami kerusakan parah.
Atap ruang kelas 3 dan 4 di SD 2 Bae itu tampak jebol disertai plafon yang rusak. Selain itu bagian kusen kayunya sudah tidak layak untuk digunakan.
”Kami meninjau ke SD 2 Bae. Kemarin malam juga sempat ada laporan saat kegiatan Rembug Desa dI Gondangmanis, ternyata benar ada ruang kelas yang hampir ambruk. Kondisinya memang parah, terutama di kelas 4,” katanya melalui keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).
Bellinda menyampaikan, ada dua ruang kelas yang terdampak. Tepatnya berada di kelas 3 dan kelas 4.
Ruang kelas 4 mengalami kerusakan terparah. Karena membahayakan, kegiatan pembelajaran siswa sementara dipindahkan ke perpustakaan dan musala sekolah.
”Insyaallah akhir bulan ini segera diperbaiki dengan menggunakan anggaran perawatan rutin,” terangnya.
Menurut dia, biaya perbaikan dua ruang kelas tersebut diperkirakan mencapai Rp 130 juta. Rencananya anggaran diambil dari pos perawatan rutin agar penanganan bisa cepat tanpa menunggu program rehabilitasi reguler yang membutuhkan proses lebih panjang.
Belajar di Perpustakaan...
Pelaksana tugas Kepala SD 2 Bae Kudus, Zubaedi, menuturkan kerusakan ruang kelas sudah terjadi sejak awal tahun. Ruang kelas 4 bahkan dikosongkan sejak Maret.
”Sebanyak 20 siswa harus belajar di perpustakaan. Kalau hujan deras, beberapa kegiatan kami alihkan ke musala agar lebih aman,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan pemerintah memiliki dua skema untuk menangani sekolah rusak. Yakni melalui skema rehabilitasi dan perawatan rutin.
”Ada rehabilitasi kerusakan berat. Sedangkan perawatan rutin untuk perbaikan ringan hingga sedang yang sifatnya mendesak. Skema ini untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti yang dialami SD 2 Bae,” ungkapnya.
Editor: Supriyadi
