Kudus Asik yang merupakan akronim Kudus Apik dan Resik ini merupakan program Pemkab Kudus yang diseponsori Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF).
Kepala SPPG Glantengan, Muhammad Ilham Fikriyanto mengatakan, kerja sama antara pihaknya bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Kudus Asik sudah dilakukan sejak 15 September 2025.
”Supaya sampah tidak menumpuk. Setiap hari kami biasakan untuk memilah sampah,” katanya, Selasa (11/11/2025).
Ia menambahkan, saat awal pertama ditawari oleh Djarum Foundation Bakti Lingkungan, pihaknya langsung mengiyakan. Terlebih, program Kudus Asik diyakini begitu bermanfaat.
”Sampah yang diambil hanya organik saja. Makanya setiap hari karyawan di sini dibiasakan untuk memilah sampah organik dan anorganik,” sambungnya.
Setiap harinya ada sekitar 20 kilogram sampai 30 kilogram sampah organik yang terkumpul di SPPG Glantengan. Sampah itu meliputi sampah sisa nasi, lauk-pauk, dan sayuran.
Murianews, Kudus – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Glantengan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berkolaborasi dengan program Kudus Asik dalam memilah sampah organik.
Kudus Asik yang merupakan akronim Kudus Apik dan Resik ini merupakan program Pemkab Kudus yang diseponsori Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF).
Kepala SPPG Glantengan, Muhammad Ilham Fikriyanto mengatakan, kerja sama antara pihaknya bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation melalui program Kudus Asik sudah dilakukan sejak 15 September 2025.
Hal itu agar mengurangi tumpukan sampah organik yang ada di dapur usai menyiapkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
”Supaya sampah tidak menumpuk. Setiap hari kami biasakan untuk memilah sampah,” katanya, Selasa (11/11/2025).
Ia menambahkan, saat awal pertama ditawari oleh Djarum Foundation Bakti Lingkungan, pihaknya langsung mengiyakan. Terlebih, program Kudus Asik diyakini begitu bermanfaat.
”Sampah yang diambil hanya organik saja. Makanya setiap hari karyawan di sini dibiasakan untuk memilah sampah organik dan anorganik,” sambungnya.
Setiap harinya ada sekitar 20 kilogram sampai 30 kilogram sampah organik yang terkumpul di SPPG Glantengan. Sampah itu meliputi sampah sisa nasi, lauk-pauk, dan sayuran.
Sampah Organik...
”Pengambilan sampah organik menggunakan mobil Kudus Asik dilakukan setiap hari pukul 09.00 WIB sampai 09.30 WIB,” terangnya.
Sedangkan sampah anorganik setiap harinya di SPPG Glantengan hanya 10 kilogram saja. Sampah anorganik itu berupa plastik yang sudah tidak terpakai.
”Kami menyambut baik adanya program Kudus Asik. Gerakan ini membantu kami mengurangi tumpukan sampah sisa masak program MBG,” imbuhnya.
Diketahui, SPPG Glantengan diketahui menyuplai menu MBG ke sembilan sekolah dengan sasaran 3.831. Terdiri dari TK Pertiwi Kajeksan, TK Pertiwi 107, SD 2 Demaan, SD 3 Demaan, SMP Taman Dewasa, dan SMK Taman Siswa. Kemudian ada SMA 2 Kudus, SMK 1 Kudus, SLB Purwosari, Ibu hamil, Ibu menyusui, dan balita.
Editor: Supriyadi