Jumat, 21 November 2025

Aksi yang dilakukan pertama adalah melaksanakan pencegahan gizi buruk dari anak sekolah di SMA/SMK. Hal tersebut dilakukan dengan senam bersama tiap Jum’at, sarapan bersama dan meminum tablet penambah darah bersama bagi siswi.

”Menu sarapan dibawa dari rumah. Kami sarankan yang mengandung protein hewani seperti ikan-ikanan, sayur dan makanan tinggi karbohidrat,” jelas Nuryanto.

Sasaran berikutnya adalah bekerja samad dengan Kementerian Agama untuk memfasilitasi calon pengantin (catin). Diharapkan, catin mendaftarkan diri tiga bulan sebelum pernikahan. Dengan demikian, catin bisa melakukan tripel eliminasi.

”Ada screening, pemeriksaan HB, anemia, hepatitis B dan HIV/Aids secara gratis. Jika catin memiliki permasalahan tersebut, dalam jangka tiga bulan akan dibantu,” pungkas Nuryanto.

Ketika mempersiapkan kehamilan, dinkes juga memiliki layanan Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Ibu hamil bisa melakukan ante natal care (ANC), USG, screening, dan pemeriksaan ulang. Hal tersebut diupayakan untuk meminimalisit penyakit kronis seperti eklansi.

”Kegiatan intervensi sensitif sendiri dilakukan dengan cara edukasi terhadap Ibu dan atau wali anak. Seperti sosialisasi makanan bergizi, ASI eksklusif dan pendampingan,” imbuh Nuryanto.

Pada Bulan Juni mendatang, dinkes akan melakukan penimbangan serentak di seluruh posyandu Kabupaten Kudus. Diharapkan balita dan ibu hamil tingkat kunjungannya 100%.

”Ibu dan anak akan kami data untuk melihat progres penanganan stunting,” ujar Nuryanto.

Editor: Supriyadi

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler