Jembatan Kaca Bromo Mau Diresmikan, Warganet Malah Ketir-Ketir

Zulkifli Fahmi
Senin, 30 Oktober 2023 12:34:00

Murianews, Probolinggo – Insiden pecahnya Jembatan Kaca di wisata The Geong Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menggoreskan kekhawatiran bagi wisatawan.
Pengunjung bakal mikir-mikir untuk mencoba wanaha yang memacu adrenalin karena berisiko tinggi. Salah satunya destinasi jembatan kaca Bromo.
Jembatan kaca di wisata Bromo sendiri rencana diresmikan Desember nanti. Sejumlah informasi yang berseliweran di Media Sosial, Jembatan Kaca di wisata Bromo sendiri disebut mampu menampung 100 orang.
Panjang jembatan yakni 120 meter dan jembatan membentang di atas permukaan tanah setinggi 80-100 meter. Tentunya itu makin membuat bulu kuduk berdiri.
Namun akun Instagram @lepassuntuk menyebut, jembatan kaca Bromo sudah melalui proses uji kelayakan.
”Jembatan kaca Bromo sudah melalui proses uji kelayakan… pastinya para wisatawan sangat antusias menyambut dan ingin mencoba jembatan kaca ini.. see you soon yaa,” tulis akun tersebut seperti dilihat Murianews.com, Senin (30/10/2023).
Namun, sejumlah warganet pun menyuarakan ketakutannya untuk menjajal jembatan kaca Bromo. Itu setelah munculnya insiden pecahnya jembatan kaca The Geong pekan lalu.
”Tetep takut min, karang bawahnya gaada jaring jaring.. Lalu nanti kami dapet belt save ngga ya,” tulis @dindaaarf.
Ada juga warganet yang menginformasikan jembatan kaca bromo tersebut dibangun Kementerian PUPR langsung. Ia pun menyebut jembatan tersebut lebih aman karena sesuai standar.
”Fyi, yg bangun jembatan kaca bromo ini ownernya langsung dari Kementerian PUPR, Ditjen Bina Marga. Kaca yg dipakai jg yg berlapis2. Jadi harusnya lebih aman ya standardnya,” tulis @stevendamai.
Melansir dari Suara.com, Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sunaryo meminta pengelola jembatan kaca di Bromo yang akan diresmikan dapat meningkatkan standar keamanannya. Itu dilakukan mengingat adanya tragedi di Limpakuwus di Banyumas.
Selain dari elemen infrastruktur, Sunaryo juga mengaku telah melibatkan tokoh spiritual dan tokoh adat di kawasan Bromo untuk meminta kekuatan secara nonfisik.
Menurutnya, akan terdapat penambahan tali pengaman seperti pendaki bagi wisatawan yang melintasi jembatan kaca tersebut. Hal itu berguna ketika terjadi kemungkinan terburuk, seperti kaca pecah.
Meski muat hingga 100 orang, jembatan kaca Bromo akan tetap dilakukan pembatasan, yakni hanya 30 orang dengan durasi waktu tertentu.