Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Hilal awal Ramadan tak dapati diamati di Indonesia. Itu diungkapkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama atau Kemenag saat melaporkan posisi hilal di Seminar Hisab Astronomi: Posisi Hilal Penentu Awal Ramadan 1445H, Minggu (10/3/2024).

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag, Cecep Nurwendaya dalam seminar yang disiarkan langsung di kanal YouTube Bimas Islam TV mengatakan, posisi hilal teramati berada di bawah kriteria Menteri Agama Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia dan Singapura (MABIMS).

”Berdasar kriteria MABIMS (3-6,4) tanggal 29 Sya'ban 1445 H/10 Maret 2024 M posisi hilal di seluruh wilayah NKRI belum masuk kriteria minimum tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat,” kata Cecep seperti dikutip Murianews.com, Minggu (10/3/2024).

Dengan posisi hilal yang masih di bawah kriteria MABIMS, maka, secara hisab, 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa 12 Maret 2024.

”Sehingga tanggal 1 Ramadan 1445 H secara hisab jatuh bertepatan dengan hari Selasa Pon, tanggal 12 Maret 2024 M,” kata Cecep Nurwendaya.

Dengan kriteria tersebut, maka hilal di Indonesia sore ini tidak bisa diamati. Pada hari rukyat tanggal 10 Maret 2024, tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara -0,33" sampai dengan 0,83" dan elongasi antara 2,26 derajat sampai dengan 2,59 derajat.

”Seluruh wilayah NKRI, termasuk Kota Sabang, Aceh belum masuk kriteria Imkan rukyat MABIMS. Oleh karena itu menjelang awal Ramadan 1445 pada hari rukyat ini secara teoritis dapat diprediksi tidak akan terukyat karena posisinya berada di bawah kriteria Imkan Rukyat,” katanya.

Pernyataan Cecep itu disampaikan dalam acara pemaparan posisi hilal di Indonesia sebagai salah satu tahapan dari sidang isbat awal Ramadan 2024. Selanjutnya, pemerintah akan melakukan penetapan awal Ramadan 1445 H yang dilanjutkan dengan konferensi pers oleh Menteri Agama.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler