Rabu, 19 November 2025

Murianews, Jakarta – Serangan siber pada Pusat Data Nasional (PDN) Sementara di Surabaya bakal dihentikan. Peretas dalam serangan itu bakal membuka seluruh data yang dienkripsi secara cuma-cuma, Rabu (3/7/2024).

Kelompok Brain Cipher mengklaim bertanggung jawab atas serangan ransomware itu. Ia pun meminta maaf dan membuka akses data-data pemerintah.

Pernyataan itu dilaporkan organisasi intelijen, StealthMole yang memantau ancaman dark web di akun X mereka, Selasa (2/7/2024) pagi.

Dalam pernyataannya, mereka menegaskan tak memiliki motif politis di balik serangan yang dilakukan. Ia pun meminta maaf pada publik Indonesia karena aksinya telah memengaruhi banyak orang.

’’Rabu (3/7/2024) ini, kami akan memberikan pada Anda kuncinya secara cuma-cuma,’’ tulis Brain Cipher.

Mereka juga mengingatkan pentingnya membiayai pertahanan digital dengan merekrut spesialis yang berkualifikasi. Brain Cipher, meminta ada pernyataan terbuka dari pemerintah pada publik yang menunjukkan rasa terima kasih pada mereka.

’’Jika perwakilan pemerintah merasa salah, berterima kasih pada peretas, Anda bisa melakukannya secara privat melalui kantor pos,’’ tambahnya.

Melansir dari BBC, bersamaan dengan pernyataan Brain Cipher, juga muncul di akun bernama ’’aptikakominfo’’ yang menjual data-data milik Kominfo RI seharga 121 ribu dolar AS atau setara sekitar Rp 1,98 miliar di forum hacker BreachForums.

Merujuk dari laporan organisasi intelijen keamanan siber di akun X mereka, Falconfeed.io, sejumlah data yang dijual yakni, data pribadi, lisensi software sistem keamanan, dan dokumen kontrak dari Pusat Data Nasional dari 2021 hingga 2024.

Namun belum jelas, data yang dijual itu masih berkaitan dengan serangan siber yang dilakukan Brain Cipher atau bukan. Hingga kini, belum ada tanggapan dari pemerintah terkait pernyataan Brain Cipher dan dijualnya data Kominfo di BreachForums.

Sebelumnya, PDNS di Surabaya mendapatkan serangan siber. Peretas mengirimkan ransomware dan membuat data di sana terenkripsi. Peretas meminta tebusan 8 juta dolar AS atau setara sekitar Rp 131 miliar.

Serangan itu pun mendapatkan sorotan sejumlah pihak. Di rapat Komisi I DPR RI, sejumlah pihak terkait saling lempar hingga membuat para wakil rakyat geram.

Sebab, tak ada kebijakan backup data yang memadai, lemahnya sistem keamanan siber, hingga kemungkinan adanya kelalaian yang menyebabkan serangan terjadi.

Serangan sistem keamanan digital ini juga memunculkan petisi yang meminta Menkominfo Budi Arie mundur dari jabatannya.

Pemerintah menargetkan operasi PDNS Surabaya pulih sepenuhnya pada Agustus dan meminta pihak ketiga melakukan audit menyeluruh soal keamanan PDNS. Pakar bilang mesti ada sanksi bagi pejabat yang teledor dan menyebabkan bocornya data masyarakat di masa depan.

Komentar

Terpopuler