78 Ribu Bayi Meninggal Tiap Tahunnya, Menkes: Mayoritas Prematur

Zulkifli Fahmi
Selasa, 3 September 2024 08:54:00

Murianews, Bali – Dari 4,6 juta bayi di Indonesia yang dilahirkan, sebanyak 78 ribu di antaranya meninggal setiap tahunnya. Mayoritas kematian bayi tersebut disebabkan karena kelahiran prematur.
Data tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai peresmian Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUP Ngoerah Denpasar Bali, Senin (2/9/2024).
’’Di Indonesia paling banyak (meninggal) karena prematur,’’ katanya, seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (3/9/2024).
Kasus terbanyak terjadi di Pulau Jawa. Itu mengingat jumlah penduduk di daerah tersebut juga menjadi yang terbesar.
Ia mengatakan, pernikahan dini juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. Di mana, rahim perempuan yang melakukan pernikahan dini akan mengalami masalah, sehingga bayi cepat lahir dengan bobot yang di bawah rata-rata kelahiran normal.
’’Di Indonesia menikahnya terlampau cepat, ada masalah di kandungan, di bawah 37 minggu lahirnya,’’ katanya.
Budi mengatakan, saat ini pemerintah telah membagi perawatan bayi dengan tingkatan berat saat kelahiran guna menekan angka kematian bayi.
Meski begitu, Budi tak menjelaskan detail mekanisme penanganan bayi di setiap tingkatannya, sehingga berpengaruh terhadap penekanan angka kematian bayi.
’’Kita sudah bagi, di puskesmas bisa di bawah 2 kilogram, di 514 rumah sakit kabupaten/kota bisa di bawah 1,8 kilogram, rumah sakit provinsi bisa sampai 1 kilogram dan di bawah 1 kg RS vertikal kita,’’ kata dia.
Pembangunan lebih banyak pelayanan rumah sakit ibu dan anak juga menjadi upaya pemerintah untuk menangani kelahiran di bawah rata-rata dan mengurangi kematian bayi.
Setelah Pandemi Covid-19 berakhir, pemerintah menargetkan ada 17 rumah sakit ibu dan anak yang akan didirikan di Indonesia. Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Ngoerah Denpasar yang diresmikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo merupakan satu di antaranya.
Dari 17 tersebut, ada 12 yang pembangunannya sudah dimulai, sedangkan sisanya akan dimulai pada pemerintah presiden selanjutnya di mana pendanaannya sudah disiapkan.
Menurut Menkes, RS Ibu dan Anak menjadi kebutuhan penting untuk segera dibangun mengacu pada data kematian bayi yang banyak terjadi di Indonesia.