Kamis, 20 November 2025

Belasan anggota komplotan pencurian data pribadi itu kemudian ditarget meregistrasi sebanyak 3000 kartu dalam waktu 24 jam dengan sistem kerja bergantian.

Untuk menarik pelanggan, DBS dan komplotannya membuat empat website sebagai wadah promosi dan transaksi. Masyarakat yang ingin memiliki kartu SIM ilegal tinggal mendownload aplikasi, memilih layanan yang ingin didaftarkan lalu melakukan transaksi.

’’Nanti akan ditanya aplikasi apa. Di websitenya sudah terarah tergantung pemesannya mau apa,’’ katanya.

Kebanyakan korban ingin membuat akun aplikasi tertentu. Diduga, hasil kejahatan itu juga dilakukan untuk kejahatan lainnya, seperti promosi atau daftar situs judi online.

Meski begitu, Ranefli belum bisa menyimpulkan kejahatan yang dilakukan komplotan penjual data pribadi itu digunakan untuk buzzer.

’’Yang jelas pengakuannya untuk masyarakat yang membutuhkan kartu ilegal untuk membuat akun atau aplikasi apapun. Tetapi, patut kita duga peredaran cukup marak,’’ katanya.

Komentar

Berita Terkini

Terpopuler