Dalam unggahannya, Connie menyebut mantan Wakapolri Komjen Oegroseno sempat memberikan pernyataan terkait Pilpres 2024 dalam sebuah pertemuan bukber.
’’Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa ’Polres memiliki akses ke Sirekap dan bahkan pengisian C1 bisa dari Polres2’,’’ kata Connie Rakahundini Bakrie dalam unggahannya.
Connie tak hanya itu, Connie juga sudah meminta maaf karena telah salah memahami pernyataan yang disampaikan Oegroseno.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy menduga pemanggilan terhadap Connie Rakahundini Bakrie tidak lepas dari sikap politiknya.
’’Tentunya kami menduga ini korelasinya sama ketika menyampaikan kritik terhadap situasi pemilukada tahun ini dan kemudian tiba-tiba ada panggilan,’’ jelas Ronny.
’’Iya tentunya kami dari partai melihat. Bahwa kami menduga ini bagian dari kriminalisasi, sehingga kami perlu untuk mendampingi,’’ katanya.
Murianews, Jakarta – Pakar militer dan Guru Besar di Universitas St Petersburg, Connie Rakahundini Bakrie tak memenuhi panggilan yang dilayangkan Polda Metro Jaya, Senin (2/12/2024).
Connie beralasan, saat itu ia berada di Rusia untuk menjalankan tugas sebagai Guru Besar di Universitas St Petersburg. Ia sudah di Rusia pada Jumat (29/11/2024) lalu.
Connie pun mengaku sudah berulang kali pulang ke Indonesia pada Oktober dan November. Namun selama di tanah air, ia tak pernah mendapat surat surat panggilan dari kepolisian.
Ia mengaku baru mendapatkan surat itu ketika mendarat di Rusia, Minggu (1/12/2024). Surat tersebut ditandatangani Jumat (29/11/2024).
’’Ketika saya baru mendarat kembali di Rusia, lawyer saya mengirimkan screenshot WA berisi surat panggilan. Surat ditandatangani Jumat, 29 November 2024,’’ ujarnya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (3/12/2024).
Connie Rakahundini Bakrie pun menyebut panggilan pemeriksaan terhadap dirinya janggal. Sebab, pengacaranya baru dihubungi, Minggu (1/12/2024) dan pemeriksaan diagendakan pada Senin.
Ia mengatakan tak mungkin bisa memenuhi panggilan itu. Sebab, perjalanan dari kediamannya di Rusia hingga ke halaman Polda Metro Jaya membutuhkan waktu 15,5 jam dengan jet pribadi.
’’Jadi tidak mungkin saya kembali ke Indonesia untuk penuhi panggilan tersebut," ujarnya.
Melihat Tak Ada Urgensi...
Ia juga melihat tak ada urgensi dalam kasus itu. Terlebih, Connie melanjutkan dirinya telah meluruskan pernyataannya itu dengan para pihak terkait.
’’Saya masih tidak habis pikir kenapa ada pihak-pihak yang menghabiskan begitu banyak energi untuk memelihara kasus ini, hanya untuk menargetkan seorang,’’ ujarnya.
Diketahui, Connie Rakahundini Bakrie dipolisikan terkait pernyataannya yang menyebut polisi memiliki akses terhadap Sirekap, Maret 2024 lalu.
Sirekap atau Sistem Informasi Rekapitulasi merupakan sebuah aplikasi yang menampilkan agregat perhitungan suara Pemilu 2024 dari seluruh TPS.
Ada dua laporan yang dilayangkan ke Polda Metro Jaya dalam waktu bersamaan, pada 20 Maret 2024. Masing-masing terdaftar dengan nomor LP/B/1585/III/2024/SPKT/PMJ dan LP/B/1586/III/2024/SPKT/PMJ.
Dalam laporan itu, kedua pelapor membawa barang bukti berupa satu buah flash disk dan satu lembar kertas berisi tangkapan layar unggahan Instagram milik Connie.
Di mana, unggahan tersebut memiliki narasi pernyataan Jenderal Oegroseno-mantan Wakapolri, yang isinya ’Polres-Polres memiliki akses ke Sirekap dan bahkan pengisian C1 bisa dari Polres Polres’.
Connie sendiri sudah membuat klarifikasi terkait pernyataannya itu lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.
Sudah Klarifikasi...
Dalam unggahannya, Connie menyebut mantan Wakapolri Komjen Oegroseno sempat memberikan pernyataan terkait Pilpres 2024 dalam sebuah pertemuan bukber.
’’Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa ’Polres memiliki akses ke Sirekap dan bahkan pengisian C1 bisa dari Polres2’,’’ kata Connie Rakahundini Bakrie dalam unggahannya.
Connie tak hanya itu, Connie juga sudah meminta maaf karena telah salah memahami pernyataan yang disampaikan Oegroseno.
Sementara itu, Ketua DPP PDIP Bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional Ronny Talapessy menduga pemanggilan terhadap Connie Rakahundini Bakrie tidak lepas dari sikap politiknya.
’’Tentunya kami menduga ini korelasinya sama ketika menyampaikan kritik terhadap situasi pemilukada tahun ini dan kemudian tiba-tiba ada panggilan,’’ jelas Ronny.
Ronny memastikan Tim Hukum PDIP akan mendampingi Connie apabila dipanggil ke Polda Metro Jaya. Apalagi PDIP menduga pemanggilan ini sebagai bentuk kriminalisasi.
’’Iya tentunya kami dari partai melihat. Bahwa kami menduga ini bagian dari kriminalisasi, sehingga kami perlu untuk mendampingi,’’ katanya.